GKR Mangkubumi Pimpin Prosesi Pemindahan Makam Mbah Celeng yang Terdampak Tol Jogja-Solo

Pemindahan jenazah Mbah Celeng dilakukan karena makam yang terletak di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman tersebut terdampak pembangunan tol

Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi memimpin ritual pemindahan jenazah Kyai Kromo Ijoyo atau Mbah Celeng yang terdampak tol Jogja-Solo paket 2.2 di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Rabu (15/01/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi memimpin ritual pemindahan makam Kyai Kromo Ijoyo atau Mbah Celeng.

Pemindahan jenazah Mbah Celeng dilakukan karena makam yang terletak di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman tersebut terdampak pembangunan tol Jogja-Solo paket 2.2. 

Prosesi dimulai sekitar pukul 15.10. Gusti Mangkubumi didampingi Lurah Tirtoadi, Mardiharto dan Humas Proyek Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 PT Adhi Karya, Agung Murhandjanto.

Gusti Mangkubumi bersama rombongan memasuki area makam dengan membawa uborampe berupa pisang dan kembang setaman, termasuk dua pohon pule.

Setelah itu, puteri Kraton Ngayogyakarta tersebut berdoa untuk memohon doa restu.

Prosesi dilanjutkan dengan kirab bregodo yang mengapit pohon pule, menuju makam relokasi yang jaraknya tidak jauh dari situ.

Kedua pohon pule tersebut ditanam dibelakang makam relokasi.

Sebelum menanam pohon, Gusti Mangkubumi memasukkan kembang setaman ke dalam lubang yang sudah disiapkan.

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi memimpin ritual pemindahan jenazah Kyai Kromo Ijoyo atau Mbah Celeng yang terdampak tol Jogja-Solo paket 2.2 di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Rabu (15/01/2025).
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi memimpin ritual pemindahan jenazah Kyai Kromo Ijoyo atau Mbah Celeng yang terdampak tol Jogja-Solo paket 2.2 di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Rabu (15/01/2025). (Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani)

Setelah itu, pohon pule dimasukkan ke dalam lubang, kemudian ditimbun tanah, lalu disiram dengan air yang sebelumnya telah disiapkan. 

GKR Mangkubumi mengatakan ritual yang digelar merupakan doa bersama agar pemindahan jenazah berjalan lancar.

Menurut dia, pemindahan makam adalah hal yang sensitif. Sehingga proses pemindahan harus dilakukan sebaik-baiknya.

“Prosesi ini untuk menghargai kawasan heritage di Jogja. Proses pemindahan makam perlu ditata dengan baik, karena pemindahan makam ini sensitif ya. Melibatkan keluarga dan tedhak turune (keturunannya), ya diproses sebaik-baiknya,” katanya usai ritual, Rabu (15/01/2025).

“Prosesi ini kita doa, minta restu. Doa kita bersama supaya pelaksanaan bisa berjalan lancar, baik, pembangunan berikutnya bisa lancar. Ini prosesnya sudah lama, kami izin keluarga almarhum untuk berkenan dipindah yang tidak jauh dari sini,” sambungnya.

Ia menyebut pohon pule ditanam di makam relokasi untuk menggantikan pohon pule yang sudah ada di makam sebelumnya.
   
“Pohon pule yang di sini (makam lama) kan dipotong, kita cari penggantinya. Karena yang di makam (relokasi) dua orang (Mbah Celeng dan istrinya), jadi ya dua (pohon). Kalau yang di sini (makam lama) kan cuma satu (pohon),” lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved