Program MBG di DIY Belum Berjalan Optimal, Ini Penjelasan Sekda DIY
Saat ini, pelaksanaan program makan bergizi gratis sudah mencapai beberapa titik yang tersebar di Sleman dan Kota Yogyakarta.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
Pelaksanaan program ini juga melibatkan dinas lain seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian.
Dalam hal ini, Beny menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan pangan.
Selain itu, Beny menyebutkan bahwa pihaknya sudah bekerja sama dengan Bulog untuk memastikan pasokan bahan pokok, terutama beras, tersedia dengan cukup.
"Kami juga sudah meminta bantuan dari Bulog untuk memastikan pasokan beras," jelasnya.
Bulog sendiri, menurut Beny, kini membeli gabah kering panen sebagai cadangan beras, berbeda dengan sebelumnya yang membeli gabah kering giling.
Beny juga memastikan bahwa beberapa bahan pokok lainnya seperti minyak dan tepung juga tersedia dengan cukup.
"Bulog cukup menyediakan cadangan beras, mereka kini membeli gabah kering panen, berbeda dengan dulu yang membeli gabah kering giling. Mereka juga menyediakan minyak dan tepung, jadi bahan-bahan dasar yang diperlukan Bulog sudah tersedia," kata Beny.
Beny juga menyampaikan bahwa meskipun program MBG baru diluncurkan, tantangan masih terus dihadapi, terutama karena ekspektasi masyarakat yang tinggi.
"Program ini memang masih baru, jadi ada tantangan yang perlu dihadapi. Kami menyadari bahwa ekspektasi masyarakat mungkin tinggi, namun kami harus menyesuaikan diri dengan posisi kita dan merencanakan segala sesuatunya dengan sangat detail," kata Beny.
Menurutnya, penting bagi pemerintah untuk memberikan informasi yang jelas kepada publik agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Ini bukan hanya tentang keharusan, tapi juga kewajiban kami untuk memberikan informasi yang jelas kepada publik. Jika program ini harus mundur atau ada perubahan, kami akan segera memberitahukan masyarakat," tegas Beny.
Diberitakan sebelumnya, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintah pusat mulai dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin (13/1/2025).
Pada tahap awal, program ini mencakup delapan titik di Kabupaten Sleman, dengan jumlah penerima manfaat sekitar 1.312 siswa.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, menjelaskan bahwa pelaksanaan program di Sleman melibatkan satuan tugas yang berbeda-beda di setiap wilayah.
Sementara itu, di Kota Yogyakarta, kegiatan ini akan dimulai di SMKN Yogyakarta, sebagai bagian dari satuan pelayanan pemenuhan gizi.
Komentar Sri Sultan HB X soal Keracunan MBG di Jogja dan Sanksi untuk SPPG Menurut Undang-Undang |
![]() |
---|
Soal Kasus Keracunan MBG, Sri Sultan HB X Soroti Manajemen Dapur dan Jumlah Tenaga Masak |
![]() |
---|
Anggaran MBG Rp76,3 Miliar dari APBD Sleman Dialihkan untuk Pelayanan Dasar, Ini Rinciannya |
![]() |
---|
Sekda DIY Resmikan Integrasi Kartu Identitas Siswa dengan Trans Jogja saat Harhubnas 2025 |
![]() |
---|
Sekolah di Gunungkidul Angkat Bicara soal Belasan Siswa yang Diduga Keracunan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.