Hasto Wardoyo Komitmen Tuntaskan Problem RTLH dengan Semangat Gotong Royong

Wali Kota Yogyakarta terpilih, Hasto Wardoyo menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan problem Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

|
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Wali Kota Yogya terpilih, Hasto Wardoyo menyambangi rumah tidak layak huni yang disasar program rehabilitasi, di Kemantren Wirobrajan, Minggu (12/1/25). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wali Kota Yogyakarta terpilih, Hasto Wardoyo menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan problem Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Menurutnya, dengan semangat gotong royong yang dimiliki warga Kota Yogya, seharusnya tidak boleh lagi ada RTLH yang membahayakan keselamatan penghuninya.

"Ini kan sesuai jargon Segara Amarta, semangat gotong royong agawe majuning Ngayogyakarta," ujar Hasto, di sela penyaluran bantuan rehabilitasi RTLH yang dicanangkannya bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogya, di Kemantren Wirobrajan, Minggu (12/1/25).

Dalam kesempatan tersebut, terdapat dua rumah warga yang direhabilitasi, masing-masing milik Sariyem di Kampung Singosaren Kidul dan Walijan di Kampung Kleben.

Setiap rumah sasaran mendapatkan alokasi dana Rp20 juta dari Baznas Kota Yogyakarta, yang bakal diwujudkan dalam perbaikan rumah.

"Kalau kita hanya rapat di kantor DPR atau Wali Kota, sering seolah-olah sulit, masih ada rumah tidak layak huni jumlahnya 1.900, terus kalau mau dibangun kendala rumahnya tidak ada sertifikatnya," katanya.

Oleh sebab itu, Hasto menegaskan, setelah menjadi Wali Kota definitif nanti, program-program semacam ini akan terus dilanjutkan dengan monitoring langsung ke lingkungan masyarakat.

Menurutnya, ketika figur pemimpin rajin turun gunung, inspirasi-inspirasi untuk menyelesaikan ragam problem kependudukan otomatis akan bermunculan.

"Kalau kita datang ke lapangan seperti ini kan ternyata masalahnya sederhana. Oh, ini bisa diatasi tanpa harus menggunakan paket APBD yang mahal, tidak harus bersertifikat, karena dengan CSR, dengan Baznas juga bisa, prosedurnya tidak harus rumit," cetusnya.

Semangat luar biasa

Menurutnya, masyarakat Kota Yogya memiliki semangat gotong royong yang luar biasa besar, untuk menutup kekurangan-kekurangan di sektor yang tidak mendapat kucuran APBD.

Terbukti, di dua titik bedah rumah yang dikunjunginya, banyak warga yang berbisik-bisik dan menyatakan kesiapannya untuk membantu.

"Maka harapan saya, LPMK, Pak RW, bisa memimpin gotong royong ini dengan baik. Gotong royong itu prinsipnya tidak memberatkan, karena justru meringankan," ungkap Hasto.

"Karena kalau mau kerja bakti, itu kan tidak harus setiap hari. Coba digilir, satu RT misalnya ada 50 KK, kalau digilir sehari 15 KK, sudah dapat empat hari berarti," tambahnya.

Eks Kepala BKKBN RI itu menyebut, program semacam ini pernah dilaksanakannya selama menjabat sebagai Bupati Kulon Progo beberapa tahun lalu.

Dengan luas tanah milik warga yang rata-rata jauh lebih kecil, realisasi bedah rumah untuk pengentasan RTLH di Kota Yogya pun relatif lebih mudah.

"Cuma, memang pembangunannya jangan tinggi-tinggi. Kalau ada warga yang tinggalnya sendirian kan tidak perlu dibangun rumah gede-gede, satu kamar, yang penting WC dan airnya bersih," cetusnya.

Sementara, Ketua Baznas Kota Yogya, Syamsul Azhari, menyambut baik komitmen Wali Kota Yogya terpilih untuk menggencarkan pengentasan RTLH.

Menurutnya, komitmen itu selaras dengan program kerjanya yang setiap tahun rutin mengalokasikan dana yang terkumpul untuk memperbaiki hunian warga berstatus tidak layak huni.

"Tahun lalu kami merenovasi 49 rumah. Rencana 2025, kami juga akan kembali bekerja sama dengan TMMD, yang di setiap kegiatan merehabalitasi setidaknya 10 rumah," pungkasnya. 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved