Wabah PMK Kembali Muncul
Wabah PMK Kembali Muncul, Lalulintas Ternak di Sleman Dipantau
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak berkuku belah kembali mewabah.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak berkuku belah kembali mewabah.
Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mewaspadai penularan penyakit menular ini dengan melakukan langkah pengendalian.
Satu di antaranya memantau lalulintas keluar masuk ternak di pasar hewan maupun di kandang- kandang kelompok.
"Lalulintas keluar masuknya hewan ternak kita monitoring. Dan setiap pasaran (ramai ternak) kita tambah juga petugas dokter hewan, untuk mengawasi kesehatan ternak yang akan masuk (pasar hewan)," kata Plt. Kepala DP3 Sleman, Suparmono, Selasa (7/1/2025).
Menurut dia, setiap tanggal pasaran pihaknya menugaskan dua dokter hewan tambahan.
Dua dokter hewan ini selain dari petugas yang biasanya berjaga. Mereka bertugas mengawasi kesehatan hewan yang hendak masuk Pasar hewan.
Sebagaimana diketahui, data kasus hingga 6 Januari 2025, jumlah ternak terjangkit penyakit PMK di Kabupaten Sleman berjumlah 457 ekor.
Dari jumlah tersebut, 206 ternak dinyatakan sembuh, 16 ekor mati dan 3 ekor dimusnahkan.
Sedangkan jumlah ternak yang masih sakit ada 232 ekor. Kematian ternak akibat PMK di Sleman mayoritas sapi dan tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Umbulharjo, Jogotirto hingga Tlogoadi.
Baca juga: 16 Sapi Mati Akibat PMK di Sleman
Jumlah kematian ternak akibat PMK di Sleman ini terus bertambah.
Sebab, kasus kematian sapi sebenarnya sudah terjadi sejak bulan Mei, Juli, September, Oktober dan Desember tahun lalu.
"Tapi baru dilaporkan oleh peternak bulan Januari ini, sehingga petugas Kesehatan Hewan juga baru melaporkan ke isikhnas bulan Januari ini," katanya.
Sejauh ini, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman telah melakukan serangkaian tindakan pengendalian.
Antara lain dengan pemberian vaksinasi.
Kemudian bekerjasama dengan BBvet Wates untuk peningkatan surveilans, investigasi, pengambilan sampel, pengujian untuk mengidentifikasi sumber penularan, factor resiko, dan epidemiologi penyakit maupun penyebab kematian ternak.
Petugas di lapangan juga telah meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada para peternak untuk meningkatkan biosecurity pada kandang-kandang ternak.
Apabila ditemukan hewan sakit, maka peternak diminta segera melaporkan dan kandang ditutup sementara. Edukasi PMK juga dilakukan terhadap para pedagang ternak di pasar hewan.(rif)
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Berita Sleman Hari Ini
Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan
Multiangle
Wabah PMK Mudah Menular Lewat Udara, Pakar UGM Sebut Perlu Vaksinasi Ternak Segera |
![]() |
---|
DPKP DIY Perketat Lalu Lintas Ternak untuk Cegah Penyebaran PMK |
![]() |
---|
948 Ternak di DIY Terjangkit PMK, DPKP DIY Upayakan Tambahan Vaksin dari Dana CSR |
![]() |
---|
Kementan Mulai Vaksinasi Massal Ternak di Gunungkidul, Cegah Wabah PMK Semakin Meluas |
![]() |
---|
Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Menyerang Ternak di DIY, Vaksinasi dan Pengawasan Diperketat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.