948 Ternak di DIY Terjangkit PMK, DPKP DIY Upayakan Tambahan Vaksin dari Dana CSR

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY mencatat ada 948 ternak di DIY yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Dok. Istimewa
Kementan melalui BBVet Wates dan DPKP DIY juga DPKH Gunungkidul dan APPSI gelar vaksinasi massal untuk ternak di Dusun Siraman 2, Desa Siraman, Wonosari, Selasa (31/12/2024) untuk mencegah penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY mencatat ada 948 ternak di DIY yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Paling banyak terjadi di Gunungkidul yaitu 672 kasus, sebanyak 27 sapi dipotong paksa, dan yang mati ada 3. Kemudian Bantul sebanyak 161 kasus, sebanyak 25 ternak mati, dan 2 dipotong paksa. 

Disusul Sleman dengan 103 kasus, ternak mati 8 dan yang sudah sembuh ada 4. Lalu Kulon Progo ditemukan 11 kasus, 1 ternak mati. Sementara di Kota Yogyakarta masih nol kasus.

Kepala DPKP DIY, Syam Arjayanti mengatakan PMK di DIY baru terdeteksi satu bulan terakhir. Kemungkinan ternak di DIY tertular dari ternak dari luar DIY.

Pihaknya pun telah melakukan vaksinasi ternak. Ia mencatat ada 375 sapi di Gunungkidul yang sudah divaksin, kemudian 274 sapi di Bantul, 328 sapi di Sleman, 161 sapi, domba, dan kambing di Kulon Progo.

“Vaksinasi sudah kami lakukan di beberapa ternak. Karena vaksin yang kemarin, 50 botol, tambahannya kami upayakan bulan ini. Untuk tambahannya baru akan kami rapatkan dengan kabupaten, untuk usulannya,” katanya, Selasa (07/01/2025).

“Karena bukan ke kementerian, tetapi dana CSR yang ada di DIY. Kemarin dari BI juga sudah welcome, menunggu usulan dari kami. Lalu Baznas juga siap untuk membantu,” sambungnya.

Wabah PMK Kembali Muncul,  Lalulintas Ternak di Sleman Dipantau 

Ia pun mengimbau peternak untuk melakukan vaksin secara mandiri.

Menurut dia, kesadaran peternak untuk vaksin mandiri masih perlu didorong. Peternak perlu menyadari pentingnya vaksinasi, tanpa menunggu ternak sakit atau bantuan vaksin dari pemerintah. 

Apalagi harga vaksinasi bisa dikatakan terjangkau, yaitu Rp 27ribu. 

“Kami mendorong peternak sadar dalam vaksinasi mandiri. Masih banyak juga peternak yang menolak divaksin (ternaknya), takut ternaknya ada itu, KIPI ya kalau pada manusia (efek samping setelah vaksin). Jangan nunggu sakit, vaksin kan antibody supaya tidak terkena (PMK),” lanjutnya.

Ia menambahkan tahun 2022 lalu, Pemda DIY sudah melakukan vaksinasi secara besar-besaran.

Namun kemudian terjadi jual beli, kemungkinan ada ternak dari wilayah yang terdampak PMK, sehingga menular di wilayah DIY

“Tetapi peternak itu sapinya moving, ada yang dijual, beli lagi. Nah mungkin tidak memperhatikan karena belinya di pasar, sedangkan itu dari wilayah yang terdampak PMK, akhirnya menular,” imbuhnya. (maw)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved