60 Sapi di Klaten Suspek PMK, Wakil DPRD Ajak Peternak Lakukan Gerakan Serentak Kebersihan Kandang

Di Kabupaten Klaten sendiri, dikabarkan ada sekitar 60 sapi yang suspek atau mengalami gejala awal PMK.

|
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
Sejumlah sapi diperjualbelikan di Pasar Hewan Prambanan saat menjelang momen Idul Adha 2024 lalu. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Penyakit mulut dan kaki (PMK) kembali mewabah di sejumlah wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Di Kabupaten Klaten sendiri, dikabarkan ada sekitar 60 sapi yang suspek atau mengalami gejala awal PMK.

Merebaknya kembali penyakit menular yang menyasar hewan ternak berkaki belah itu menjadi perhatian sejumlah pihak.

Sehingga dinas terkait pun mulai memperketat lalu lintas jual-beli hewan ternak di daerah perbatasan dan melakukan pemantauan kesehatan di pasar-pasar hewan. 

Kabar mengkhawatirkan itu juga tak luput dari perhatian wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD Kabupaten Klaten.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Klaten, Widodo, mengaku sempat mampir ke sejumlah pasar ternak sapi di Kabupaten Klaten untuk melihat kondisi setelah isu PMK kembali merebak kencang.

Pihaknya juga langsung menghubungi dinas terkait (DKPP Kabupaten Klaten) untuk memastikan gerak cepat dan sigap sebagai OPD yang bertanggung jawab terhadap distribusi ternak serta kandang-kandang pemeliharaan ternak petani. 

"Saya cek berdasarkan informasi dari dinas terkait, memang kasus suspek PMK di Klaten ada 60-80 sapi. Memang sebagian besar belum sampai fatal atau mati, tetapi sudah terjangkit. Dan cara pengobatannya dari pengalaman kemarin ada yang ditangani dokter hewan maupun peternak sendiri memakai cara tradisional. Sehingga sebagian sudah bisa sembuh," ucap Widodo, Minggu (5/1/2025). 

Baca juga: PMK Kembali Mewabah, DKPP Klaten Perketat Pengawasan dan Lalu Lintas Ternak di Pasar Hewan

Lebih lanjut, Widodo menyebut dinas terkait telah melakukan langkah penyemprotan kandang karena anggaran vaksin PMK dari pusat saat ini belum ada.

Kemudian, melakukan pengecekan di pasar-pasar hewan untuk memastikan kondisi hewan ternak sehat. 

Termasuk mengawasi kedatangan hewan dari daerah lain, apabila ada yang mencurigakan segera diperiksa.

Penyuluhan kesehatan peternakan juga digalakkan yang bekerja sama dengan kelompok ternak lain.

"Saya harap kabar ini (merebaknya PMK) bisa jadi early warning sistem untuk menghadapi bersama PMK jilid kesekian dengan sabar, sigap, tidak usah panik, serta saling merangkul tangan," katanya. 

"Saya rasa perlu ada penanganan khusus dan cepat, sehingga teman-teman peternak yang ada di kandang maupun petani, diharap lakukan gerakan serentak tentang kebersihan kandang. Juga memanajemen keluar-masuknya sapi yang sehat," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved