Human Interest Story
Kisah Sumini, Single Parent di Bantul Rawat Dua Anak yang Terkena Hidrosefalus
Bertahun-tahun, Sumini telah merawat dua anaknya yang mengalami Hydrocephalus atau hidrosefalus.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
Pasalnya, sejak 2016, Sumini sudah berstatus janda atau single parent, dikarenakan sang suami meninggal dunia.
"Anak saya ada lima. Yang nomor satu dan dua sudah bekerja. Anak pertama saya usia 28 tahun, sudah kerja di tempat ekspedisi. Anak kedua usianya 21 tahun sudah buka bengkel. Anak ketiga itu Ahmad dan keempat itu Riza. Lalu, kalau anak saya yang terakhir masih sekolah dan masih usia 10 tahun," ucapnya.
Sumini menyampaikan, bahwa dulu sempat bekerja sebagai tukang jahit.
Akan tetapi, dikarenakan kondisi Ahmad dan Riza yang tidak kunjung membaik, akhirnya Sumini memutuskan untuk merawat dua anaknya.
"Sehari-hari, saya yang ngurus Ahmad dan Riza. Tapi, kalau saya ada perlu apa-apa biasanya, ada mbah mereka yang bantu-bantu," beber Sumini.
Kendati demikian, Sumini menyampaikan bahwa terkadang dua anaknya yang mengalami hidrosefalus melakukan fisioterapi di Puskesmas Dlingo 1, dari yang seharusnya melakukan fisioterapi di Dlingo 2.
Itu terjadi karena Puskesmas Dlingo 2 tidak memiliki petugas fisioterapi, sehingga layanan tersebut dilakukan di Puskesmas Dlingo 1.
"Jadi, kadang mobil Puskesmas itu ke sini, bawa anak saya untuk ikut terapi. Karena, kalau bopong (gendong) sendiri, susah," ucap dia.
Dalam kesempatan itu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga RI, Wihaji, turut merasa prihatin dengan keadaan Sumini.
Ia pun menyampaikan bahwa kondisi seperti itu tidak bisa dikerjakan secara sendirian.
"Ini menjadi bagian yang tentu negara harus hadir. Ini tidak bisa dikerjakan sedirian. Maka, ada Namanya pentahelix atau kerja sama semua belah pihak, termasuk pemerintah pusat melalui kementerian, Pemerintah Kabupaten melalui Pak Bupati, Dinas Kesehatan, dan sebagainya," ucapnya.
Selain itu, Wihaji juga tengah memikirkan langkah ke depan untuk bisa memberikan keadilan dan kesejahteraan yang layak untuk warga negara. Utamanya bagi mereka yang berkebutuhan khusus.
"Tentu harapannya, ada generasi kita yang lain yang mesti kita perhatikan juga sebagai penerusnya. Poin pentingnya itu, karena kita di (Kementerian) Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, semua urusan dari calon pengantin sampai lansia harus diurus. Termasuk kebutuhan asupan gizi, maupun pendidikan keluarga di awal," ujar dia.
Wihaji menjelaskan, sebenarnya, kondisi hidrosefalus dapat menyerang pada tubuh manusia, salah satunya dikarenakan toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, bukan virus.
Sekadar informasi, toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang menular dari hewan ke manusia.
Kisah Zaira Bertels, Bangun Usaha Pemanfaatan Limbah di Sleman Jadi Produk Interior Berskala Ekspor |
![]() |
---|
Cerita Siswi Sekolah Rakyat di Bantul, Sempat Susah Tidur dan Kangen Rumah |
![]() |
---|
Cerita Faishal Ahmad Kurniawan, Putra Bantul yang Lolos Jadi Anggota Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
KISAH Mbah Sutarji, Pejuang Penambal Jalan Berlubang yang Ikhlas Tanpa Minta Imbalan |
![]() |
---|
Kisah Putri Khasanah, Anak Pedagang Asongan di Bantul yang Bisa Kuliah Gratis di UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.