BEI Yogyakarta: Ada Tren Peralihan Investor Pasar Modal ke Instrumen Lain

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta, Irfan Noor Riza menyebut tren investasi pasar modal di DIY

IST
Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta 

Tribunjogja.com Yogyakarta - Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta, Irfan Noor Riza menyebut tren investasi pasar modal di DIY berkiblat pada perubahan tren nasional.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menjadi katalisator positif maupun negatif pada pasar modal

Ia menilai ada peralihan investor pasar modal beralih ke instrumen investasi yang lain. 

Hal itu terjadi karena kondisi pasar sedang agak lesu.

“Hal ini disebabkan berbagai faktor. Ketidakpastian ekonomi global, kemudian investor cenderung beralih ke produk investasi yang dianggap lebih aman atau safe haven. Pemilu 2024 lalu, membuat investor wait and see, meskipun berangsur pulih kembali pasca pemilu,” katanya.

Ia mengungkapkan meski jumlah investor pasar modal terus bertambah, namun pertumbuhannya cenderung melambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Melihat data Mei 2024, total investor pasar modal mencapai 12,93 juta, dengan investor saham sebanyak 5,72 juta, atau tumbuh 1,54 persen (mtm). 

Sementara hingga Oktober 2024, jumlah investor pasar modal tembus 14 juta SID, dengan pertambahan 1,83 juta SID baru sejak akhir 2023.

“Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir,” terangnya.

Pihaknya juga melihat adanya perubahan komposisi kontribusi investor dalam trading harian. 

Kontribusi investor asing meningkat dari 30 persen menjadi 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Namun kontribusi investor domestik sedikit menurun dari 70 persen menjadi sekitar 66 persen.

Tren penawaran umum perdana saham (IPO) di BEI mengalami juga perlambatan. 

Hingga pertengahan Desember 2024, realisasi IPO di BEI baru mencapai 40 perusahaan, dan belum mencapai target emiten baru 2024.

“Beberapa calon emiten kemungkinan memilih mundur karena ketidakpastian kondisi pasar global,” lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved