The Cloves And The Tobacco Rilis Video Musik Sajak Usang Kelas Pekerja
The Cloves And The Tobacco (TCATT), pengusung Celtic Punk asal Yogyakarta telah resmi merilis 'Sajak Usang Kelas Pekerja' dalam bentuk Video Musik
Penulis: Santo Ari | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - The Cloves And The Tobacco (TCATT), pengusung Celtic Punk asal Yogyakarta telah resmi merilis 'Sajak Usang Kelas Pekerja' dalam bentuk Video Musik.
Karya yang diluncurkan pada 14 Desember kemarin hasil garapan dari rumah produksi Pour Pictures, serta disutradarai oleh Vian Novian Trisna Putra dan Iqbal Arieffurahman.
Pizt (fiddle) dari TCATT sekaligus penulis lagu ini menjelaskan, baik untuk lirik maupun plot dalam video musiknya mengangkat tema di seputar ranah ‘Working Class’. Yang disebutnya ranah yang terasa begitu dekat dengan realita keseharian beberapa personil The Cloves And The Tobacco, yang memang berangkat dari masyarakat kelas pekerja.
“Lupakan megahnya derap langkah demo buruh yang berbaris menuntut kenaikan gaji serta tunjangan demi hak-hak hidup yang layak, atau soal ujaran lantang jargon populer penuh semangat kerja kerja kerja dan parodi tentang tipesnya. Sajak Usang Kelas Pekerja tak menyoal itu semua,” ujarnya.
Baca juga: Lirik Lagu dan Terjemahan Radio Robbie Williams: Hes chosen my attic I feel it in the static
Ia mengungkapkan, hal-hal yang sifatnya lebih personal dalam keseharian kelas pekerja menjadi pondasi awal dari keseluruhan cerita yang coba untuk disampaikan dalam lagu ini.
Tentang ‘sambat’ yang bahkan tak sempat tuk diucap, tentang pangabaian rasa lelah demi mereka yang menunggu di rumah, atau tentang mengesampingkan keinginan demi kebutuhan yang nyatanya lebih harus diutamakan.
“Hal-hal remeh tersebutlah yang mewakili frase "Sajak Usang" dijudul single ini. Sesuatu yang begitu "pada umumnya" yang bagi sebagian orang mungkin terdengar seperti keluhan basi serta sudah biasa, wis umume,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, dijelaskan bahwa tidak ada klaim yang menyatakan bahwa lagu ini hanya dikhususkan untuk para pekerja kerah biru, ada beberapa titik kesamaan peristiwa yang juga dialami oleh para pekerja kerah putih.
Bak seutas benang merah yang menjadi jembatan bagi kedua kelompok pekerja tersebut.
Seperti soal mewujudkan mimpi yang terkadang harus dijalani dengan cara tertib membayar angsuran setiap bulan, terlebih lagi ketika rutin menabung adalah sebuah keniscayaan.
Juga soal masa-masa pencarian kerja dimana mereka yang murni berjuang, adakalanya dipaksa kalah oleh mereka yang punya relasi jalur belakang.
'Sajak Usang Kelas Pekerja' adalah anthem bagi mereka yang sedang berjuang bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk orang-orang tercintanya, demi harapan akan masa depan yang lebih baik.
“Mungkin nasib tak menempatkan mereka di suatu posisi dengan backup finansial yang kuat, tetapi mereka bukanlah orang-orang lemah yang hanya bisa berpangku tangan serta mengharap belas kasihan. Karena mereka bukanlah lower class, mereka adalah Working Class!” pungkasnya.(nto)
Nuansa Pop Manis Atmojo Hidupkan Lagi Lagu Perlahan dan Sakau Ciptaan Andry Priyanta |
![]() |
---|
Pemberontakan Kecil Maya Nilam dalam Single Terbaru 'Gersang' |
![]() |
---|
Raw Theory Suarakan Luka Sejarah Lewat Lagu 'Karam' |
![]() |
---|
Model yang Kini Jadi Solois, Ayura Yosih Keluarkan Debut ‘Kembali’ |
![]() |
---|
DOMAPINE Perkenalkan ‘Lazzy Star’, Sebuah Pelukan Hangat di Hari-Hari Paling Malas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.