Hasto Wardoyo Canangkan Exit Strategy ala Pandemi untuk Atasi Darurat Sampah di Kota Yogya

Meski baru dilantik pada 10 Februari 2025 mendatang, Hasto mengaku sudah mempunyai exit strategy yang bakal ditempuh di Kota Yogya.

|
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Calon Wali Kota Yogyakarta terpilih, Hasto Wardoyo. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Calon Wali Kota Yogyakarta terpilih, Hasto Wardoyo, mulai mengambil ancang-ancang untuk menangani problem persampahan.

Meski baru dilantik pada 10 Februari 2025 mendatang, Hasto mengaku sudah mempunyai exit strategy yang bakal ditempuh di Kota Yogya.

"Bagi Saya ini sudah darurat, karena sebagai dokter saya melihat dampak lalatnya. Lalat terbang sampai 500 meter. Dampaknya ke kesehatan masyarakat," terangnya, saat menyambangi Kantor RRI Yogya, Senin (16/12/2024).

Maka, lanjutnya, kedaruratan sampah ini harus disikapi dengan exit strategy yang disebutnya tidak jauh beda dengan upaya penanganan pandemi Covid-19.

Mantan Bupati Kulon Progo itu menilai, jika sampah dibiarkan begitu saja seperti sekarang, jelas sangat-sangat berbahaya bagi penduduk.

"Exit strategy harus selesai secapatnya. Nah, nanti sambil mengatasi kedaruratan ini, sambil membangun tata kelola sampah. Bagaimana alurnya dari kampung bisa lancar ke depo, kemudian dari depo ke tempat pengelolaan. Itu nanti sambil jalan," urai Hasto.

Baca juga: Mesin Pembakar Sampah di Kota Yogya Ditarget Operasi Mulai Januari 2025

Meski demikian, ia tidak menampik, butuh waktu untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang stabil dan bisa menuntaskan secara penuh.

Pasalnya, untuk merealisasikan hal tersebut, antara eksekutif dan legislatif harus menghitung kekuatan serta kesiapan anggaran penanganan sampah.

"Paling tidak satu tahun, karena harus ada dukungan anggaran. Sedangkan saat saya masuk nanti sudah on going, jadi paling cepat melalui perubahan anggaran kisaran bulan Juli, untuk menopang pengelolaan sampah," tegasnya.

Oleh sebab itu, pihaknya sudah membuat konsep 100 hari kerja pertamanya di Balai Kota Yogya, yang bakal berfokus di sektor persampahan.

Dalam konsep tersebut, ia mematok target, timbunan-timbunan sampah yang dewasa ini masih marak di depo atau tempat penampungan sementara, akan dibereskan hingga tuntas.

"Kita bersihkan di 100 hari kerja pertama. Sehingga, tidak ada timbunan yang berbulan-bulan menumpuk, karena itu jadi toxic. Apalagi sampah organik," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved