Jangkau Pasar Lebih Luas, UMKM di Yogyakarta Didorong Melek Digital
Pelaku bisnis (UMKM) beradaptasi dengan digital bukan lagi suatu pilihan, melainkan sudah menjadi suatu keharusan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jumlah UMKM di DI Yogyakarta tercatat ada 328 ribu, berdasarkan data Bappeda DIY, yang mana di dalamnya sektor ekonomi kreatif termasuk juga bisnis kuliner berjumlah sebanyak 12 ribu usaha.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian di Yogyakarta disebut mencapai 98 persen, sehingga dukungan maksimal kepada para pelakunya perlu dilakukan.
Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata DIY, Iwan Pramana, mengatakan Yogyakarta merupakan tempat
tujuan wisata dan pendidikan yang memberi peluang besar atas kebutuhan usaha oleh-oleh dan kuliner.
Karenanya, sayang bila para pelakunya tidak bisa memanfaatkan peluang tersebut.
Oleh sebab itu, Pemda DIY melalui dana bantuan keistimewaan memberi dukungan dengan serangkaian pendampingan bimbingan teknis, mempertemukan pelaku usaha dengan para mitra untuk berkolaborasi, serta menyelenggarakan event pameran agar para pelaku bisa mempromosikan produk usahanya kepada masyarakat luas.
Pelaku bisnis (UMKM) beradaptasi dengan digital bukan lagi suatu pilihan, melainkan sudah menjadi suatu keharusan.
Digitalisasi yang berhasil diadaptasi oleh bisnis akan mampu mengefisiensikan operasional dan mempermudah pemasaran.
Apalagi, bila melihat konsumen di Yogyakarta kebanyakan adalah para pelajar, mahasiswa dan wisatawan, yang sangat lekat dengan penggunaan teknologi digital.
Data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menyebut bahwa 35 persen UMKM di Indonesia masih kesulitan memperoleh akses pasar dan melakukan promosi.
"Untuk mendukung UMKM di Yogyakarta membenahi strategi pemasaran mereka di tahun 2025, kami akan memfasilitasi pelatihan membuat konten media sosial dengan teknik storytelling yang apik sehingga lebih menyentuh emosional target konsumen. UMKM juga dilatih untuk dapat mengefisiensikan operasional bisnis mereka dengan bantuan aplikasi digital," kata Iwan Pramana, melalui keterangannya di event CERIA, Cerita dan Rasa Kuliner Nusantara di VRTX Compound Space, Yogyakarta, pada Minggu (8/12/2024) kemarin.
Sejalan dengan itu, Opaper App hadir sebagai partner bisnis kuliner yang menyediakan beragam fitur untuk mendukung proses modernisasi bisnis kuliner.
Founder Opaper App Joanathan McIntosh mengatakan Opaper App memiliki fitur QR self-order yang memungkinkan para pelanggan bisa memesan dan melakukan pembayaran langsung dari meja mereka masing-masing.
"Usaha kuliner juga bisa dengan mudah memiliki website bisnis sendiri secara gratis untuk online delivery, sehingga dapat memperluas akses pasar," katanya.
Berdasarkan hasil riset Opaper App, digitalisasi secara nyata mampu menaikkan jumlah repeating order hingga 20 persen, mempercepat waktu pesanan hingga 40 persen, dan menurunkan cost karyawan sampai 30 persen.
Sebagai wujud keseriusan dalam mendukung modernisasi bisnis kuliner dan bantu mereka memperluas akses pasar hingga ke mancanegara, Opaper App mengadakan kompetisi Cipta Rasa dalam roadshow event Cerita dan Rasa Kuliner Nusantara (CERIA).
Melalui Program Hibah, Universitas Alma Ata Antarkan Sedulur Bakul Jogomukti ke Era Digital |
![]() |
---|
Pertamina Dukung UMKM Kebumen Go Internasional, 6 Kontainer Keranjang Serat Alam Tembus Pasar AS |
![]() |
---|
Forum UMKM Diharapkan Jadi Wadah Kolaborasi Pelaku Usaha di Gunungkidul |
![]() |
---|
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Bantu UMKM Atasi Limbah Kain lewat Program Circular Economy |
![]() |
---|
Penutupan 13 Tahun UUK DIY, Pengunjung Disambut Jamu Gratis dari UMKM Lokal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.