400 Mahasiswa dari Berbagai Kampus di Indonesia Ikuti Expo Wirausaha Merdeka di Sleman City Hall
Program ini adalah bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dirancang untuk menanamkan jiwa kewirausahaan.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sebanyak 400 mahasiswa dari berbagai universitas, termasuk Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), membuktikan kemampuan mereka di Program Wirausaha Merdeka dengan menggelar expo di Atrium Shinta, Sleman City Hall, Selasa dan Rabu (10-11/12/2024).
Program ini adalah bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dirancang untuk menanamkan jiwa kewirausahaan.
Ketua Program Wirausaha Merdeka UNY, Dr Yudan Hermawan, menjelaskan mahasiswa telah mengikuti program tersebut selama satu semester.
“Nantinya, nilai-nilai mereka itu akan dikonversi ke dalam sistem kredit semester (SKS). Biasanya mencapai 10 SKS atau lebih, tergantung dari kebijakan kampusnya,” ujar Yudan kepada wartawan, Senin (9/12/2024).
Ia menjelaskan, program ini terbagi dalam tiga tahap, yakni pre-immersion, immersion dan post-immersion.
Di tahap pre-immersion, mahasiswa dibekali ilmu dasar kewirausahaan, termasuk manajemen usaha.
Tahapan ini menjadi landasan sebelum terjun langsung ke lapangan.
Kemudian, di tahap immersion, mahasiswa langsung masuk ke dunia bisnis dengan bimbingan mentor dari praktisi dan pelaku UMKM.
"Mereka belajar langsung ke lokasi UMKM, mendapatkan pelatihan intensif dari praktisi," ungkapnya.
Baca juga: Berawal dari Memijat, Alumni UNY Ini Bisa Raih Gelar Doktor di Usia 25 Tahun
Selanjutnya, tahap post-immersion adalah waktu mahasiswa kembali ke kampus.
Setelah kembali ke kampus, mahasiswa mengembangkan prototipe produk mereka. Produk-produk ini telah diuji publik dalam Demo Day dan siap untuk go public.
Dikatakannya, tahapan go public menjadi puncak dari perjalanan mahasiswa.
Mereka yang dikelompokkan menjadi 80 grup usaha, sebagian besar bergerak di bidang food and beverage atau makanan dan minuman, memamerkan produk mereka di mal.
Tak hanya itu, mereka juga tampil di panggung untuk mempromosikan produk dengan percaya diri.
"Kami sengaja memilih mal untuk melatih mental mereka menghadapi publik," tambahnya.
Produk yang ditampilkan pun beragam, mulai dari makanan khas desa seperti pie salak dengan kemasan unik hingga inovasi lain yang menarik perhatian masyarakat.
"Kami memang memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengemas produk sesuai kreativitas mereka. Kami bebaskan dan ternyata banyak yang memiliki makanan dan minuman untuk jadi produk yang dijual,” ujarnya.
Meski transaksi bukan fokus utama, mahasiswa tetap diberi tantangan untuk menjual produk dan berinteraksi dengan konsumen secara langsung.
Program ini akan ditutup pada 19 Desember 2024 di UNY, di mana mahasiswa akan ‘wisuda’ dengan membawa ijazah dan transkrip nilai hasil konversi SKS mereka.
"Ini bukan hanya soal produk, tetapi melatih keberanian, mental, dan jiwa kewirausahaan mahasiswa," tutupnya.
Melalui program ini, mahasiswa tak hanya belajar teori, tetapi juga praktik nyata sebagai wirausaha yang siap berkontribusi di masyarakat. (*)
UMY Gelar Silaturahmi Orang Tua Mahasiswa Baru, Perkuat Komunikasi Kampus dan Keluarga |
![]() |
---|
Kincir Air Hybrid Buatan Mahasiswa UMY Bantu Pembudidayaan Ikan Sidat di Cilacap |
![]() |
---|
4 Negara Ini Tawarkan Pendidikan Tinggi Gratis, Cocok Jadi Tujuan Studi |
![]() |
---|
Mahasiswa Diajak Melek Finansial, Tingkatkan Literasi Keuangan |
![]() |
---|
SNBP 2026 Dibuka Februari, Siswa Diminta Cermat Hitung Peluang Masuk PTN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.