Mengapa Bashar al-Assad Jatuh Sedemikian Cepat?
Bashar al-Assad telah jatuh dari kekuasaannya. Ia dan keluarganya pergi meninggalkan bangsa dan negara yang selama 24 tahun dipimpinnya.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Hari Susmayanti
Kita akan mengulas topik ini dimulai dari Iran. Kantor berita FARS di Iran merilis sebuah artikel yang menjelaskan secara ringkas apa yang terjadi di balik kejatuhan Bashar al-Assad.
Artikel itu menerangkan mengapa Iran tidak mengirimkan bala bantuan yang signifikan, atau menerjunkan pasukan khusus Garda Republik Islam Iran ke Suriah di saat krisis ini.
Penjelasan itu dimulai dari situasi yang melatarbelakangi mengapa Iran selama beberapa tahun terakhir mengintensifkan kehadirannya di Suriah.
Ketika kelompok ISIS merajalela di Irak dan Suriah, dan Damaskus juga menghadapi gempuran kelompok bersenjata Sunni, Bashar al-Assad meminta bantuan Iran.
Baca juga: Mencari Ke Mana Presiden Suriah Bashar al-Assad Melarikan Diri, Masih Misteri
Teheran merespon secara serius permintaan itu, lalu menerjunkan kekuatan signifikan ke Suriah, baik berupa personil maupun persenjataan.
Ketika perang mulai mereda dan tujuan strategis Suriah telah dicapai, terjadi semacam perubahan genetis dari kelompok-kelompok militan yang menentang Damaskus.
Kelompok di Idlib mulai menggunakan jalur perjuangan diplomatic, dan mengurangi cara-cara kekerasan yang tadinya mengancam kehidupan warga sipil Suriah.
Perubahan taktik ini turut mempengaruhi rakyat Suriah, yang tadinya mendukung penuh perang pasukan Damaskus memerangi kelompok-kelompok teroris.
Masyarakat mulai berubah pikiran, dan enggan membantu pasukan Suriah yang masih berusaha mematahkan perlawanan kelompok-kelompok militant di Idlib.
Di sisi lain, juga terjadi perubahan perlahan di tubuh militer Suriah. Ada penurunan motivasi untuk bertempur karena sejumlah alasan.
Di antaranya karena alasan religious dan situasi ekonomi yang dirasa tidak pernah membaik sejak perang mereda.
Kemerosotan ekonomi itu juga membuat terjadi kesulitan anggaran di tubuh militer Suriah. Peralatan tempur semakin uzur dan tidak bisa lagi seratus persen berperang.
Tetapi hal paling dasar dan menentukan adalah perubahan dalam diri Bashar al-Assad. Hal ini tampak saat Bashar al-Assad bertemeu Imam Ali Khamenei pada 10 Juni 2024.
Saat itu, Khamenei memberi peringatan penting dan sangat mendasar. Peringatan itu disampaikan lagi sebelum pecah pertempuran besar antara Israel dan Hizbullah Lebanon.
Khamenei memberitahu Bashar al-Assad tentang pergerakan dan semakin menguatnya kelompok militan bersenjata di Suriah.
Serangan Drone Israel Incar Koresponden Al Jazeera di Luar Rumah Sakit Al-Shifa |
![]() |
---|
Daftar 15 Negara yang Akui Palestina, Mulai dari Prancis, Kanada Hingga Inggris |
![]() |
---|
Kisah Pilu di Balik Foto Bayi Kelaparan di Gaza |
![]() |
---|
Iran Siapkan Skenario Baru jika Perang dengan Israel Kembali Pecah |
![]() |
---|
Iran Pulihkan Sistem Pertahanan Udara Dengan Persenjataan Tiongkok, Siap Hadapi AS Israel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.