BPBD DIY Tingkatkan Mitigasi Bencana dengan Penguatan Kapasitas Masyarakat

Ketua Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, menjelaskan bahwa sebagian besar upaya penyelamatan saat bencana justru datang dari masyarakat itu sendiri.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY terus melakukan langkah-langkah mitigasi bencana dengan mengutamakan penguatan kapasitas masyarakat untuk menghadapi bencana.

Ketua Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, menjelaskan bahwa sebagian besar upaya penyelamatan saat bencana justru datang dari masyarakat itu sendiri.

"Dari hasil survei, ditemukan bahwa 34 persen penyelamatan ketika bencana terjadi dilakukan oleh diri sendiri, 32 persen oleh keluarga, dan 32 persen oleh lingkungan sekitar. Sementara itu, peran pemerintah hanya sekitar lima persen," ungkap Noviar, menekankan pentingnya kesadaran dan kesiapsiagaan individu serta komunitas.

Dalam hal ini, BPBD DIY fokus pada peningkatan kemampuan masyarakat, terutama untuk melindungi kelompok-kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, orang tua, wanita, dan penyandang disabilitas.

"Kami ingin memastikan bahwa masyarakat dapat menyelamatkan diri mereka sendiri, terutama yang berada dalam kondisi rentan," tegasnya.

Selain itu, Noviar juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap risiko bencana dan berperan aktif dalam mitigasi bencana secara mandiri.

"Masyarakat harus sadar akan potensi risiko yang ada di sekitar mereka, seperti tidak membuang sampah di sungai yang dapat menyebabkan banjir, atau tidak mendirikan bangunan di daerah rawan bencana," katanya.

Baca juga: Satu Rumah Joglo di Sleman Ambruk Diterpa Hujan Deras dan Angin Kencang

BPBD DIY juga mendorong agar masyarakat lebih intensif melakukan simulasi dan persiapan.

Dengan adanya peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, seperti prediksi hujan lebat yang dapat memicu bencana, masyarakat diharapkan lebih siap menghadapi situasi darurat.

"Kami sudah dapat informasi mengenai potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, yang dapat menimbulkan bencana seperti banjir dan longsor. Oleh karena itu, masyarakat perlu melakukan langkah-langkah mitigasi yang tepat," lanjut Noviar.

Sejak 24 Oktober 2024, BPBD DIY telah menetapkan wilayah DIY dalam status siaga darurat bencana hidrometeorologi basah, yang mencakup potensi bencana seperti longsor, banjir, dan puting beliung.

Status ini berlaku hingga 23 November 2024 dan bisa diperpanjang tergantung kondisi dari BMKG.

"Hidrometeorologi basah ini mirip dengan fenomena La Nina, yang dapat meningkatkan curah hujan. Kami perkirakan kondisi ini akan berlangsung hingga Februari 2025," jelas Noviar.

Beberapa wilayah di DIY, terutama yang rawan longsor, banjir, dan angin puting beliung, sudah mengalami bencana dalam beberapa minggu terakhir.

"Sejak 13-14 Oktober lalu, sudah ada kejadian bencana di beberapa tempat, bahkan menyebabkan korban jiwa di Bantul," kata Noviar, seraya menambahkan bahwa hampir seluruh wilayah di DIY berpotensi terkena bencana hidrometeorologi basah ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved