BPBD Usulkan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi ke Pjs Bupati Bantul

BPBD Kabupaten Bantul mulai menyiapkan langkah antisipasi menghadapi potensi bencana alam selama musim penghujan ini.

Dok. Polres Bantul
Satu rumah di Padukuhan Ngrendeng wetan, Kalurahan Timbulharjo, Sewon, Kabupaten Bantul roboh dikarenakan angin kencang, Sabtu (2/11/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul mulai menyiapkan langkah antisipasi menghadapi potensi bencana alam selama musim penghujan ini.

Salah satunya dengan mengusulkan status siaga bencana hidrometeorologi, baik itu siaga banjir, longsor, dan angin kencang ke Pjs Bupati Bantul.

Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni Hutagaol mengatakan pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder lain untuk persiapan menghadapi potensi bencana saat musim penghujan.

"Beberapa waktu lalu, kami lakukan rapat koordinasi dengan berbagai organisasi perangkat daerah dan kami sudah memperpanjang status siaga kekeringan 1-30 November 2024. Kemudian kami juga akan mengeluarkan status siaga banjir, longsor, dan angin kencang mulai 1 November- 31 Desember 2024," kata Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni Hutagaol, saat dikonfirmasi, Selasa (5/11/2024).

Dikatakannya, status siaga kekeringan diperpanjang karena pada saat ini masih ada permintaan dropping air bersih.

Bahkan, pada Senin (4/11/2024) lalu, pihaknya sudah melakukan dropping air sejumlah 30 ribu liter air bersih yang disalurkan ke Kalurahan Srimartani dan Srimulyo, Kapanewon Piyungan. 

"Dan beberapa hari terakhir kan terjadi hujan deras disertai angin. Lalu, air hujan yang ada belum bisa meningkatkan debit air tanah, sehingga masih banyak masyarakat yang meminta air bersih. Maka dari itu, status siaga kekeringan kami perpanjang," ucap dia.

Baca juga: Petugas Damkar Gunungkidul Evakuasi Ular Sanca Pemangsa Ayam Milik Warga Gari

Di sisi lain, lanjutnya, saat ini wilayah Bantul sudah memasuki musim penghujan.

Bahkan hujan lebat yang mengguyur wilayah Bantul disertai angin kencang yang menyebabkan banyak pohon tumbang dan menimpa rumah warga serta fasilitas umum.

Termasuk kejadian rumah warga di Sewon yang roboh dan menelan korban jiwa.

"Berkaca dari kejadian yang ada, maka kami perlu mengeluarkan status siaga banjir, longsor, dan angin kencang. Kami sudah menyampaikan surat status siaga itu ke Pjs Bupati Bantul. Tapi memang sampai saat ini surat itu belum turun. Ya, kami harapkan SK Bupati soal siaga banjir, longsor, dan angin kencang, bisa keluar secepatnya," tuturnya. 

Setelah SK Bupati Bantul soal siaga banjir, longsor, dan angin kencang itu keluar, pihaknya akan melakukan rapat komprehensif bersama perangkat wilayah, organisasi perangkat daerah, hingga BMKG setempat.

Dari situ kemudian BPBD Bantul akan menghidupkan 36 Pos Bansor yang tersebar di Bumi Projotamansari. 

"Kami juga sudah melakukan mapping wilayah rawan longsor, banjir, dan sebagainya. Misalnya rawan banjir itu di daerah Kapanewon Imogiri dan Pundong. Lalu, rawan longsor itu di daerah perbukitan berupa Kapanewon Dlingo dan Pundong. Pemetaannya ya seperti sebelumnya, karena daerah yang rawan ada di sana," jelasnya.

Di samping pemetaan lokasi kerawanan bencana banjir, longsor, dan angin kencang, pihaknya juga sudah menyiapkan anggaran melalui anggaran rutin untuk penanganan kebencanaan dari hidrometeorologi. 

"Soal anggaran saya tidak terlalu hafal. Karena anggaran untuk penanganan bencana itu biasanya ditotal dan gabungan untuk penanganan bencana kekeringan maupun lainnya. Jadi seluruh penanganan bencana kami ambil dari anggaran itu. Dan sejauh ini sepertinya anggaran itu masih aman, sehingga tidak perlu mengajukan penambahan anggaran dari belanja tak terduga," tandasnya. (Nei)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved