Pemda DIY Berkomitmen Turunkan Stunting, Wakil Gubernur Ajak Semua Pihak Berkolaborasi

Dalam upaya mewujudkan cita-cita ini, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, menekankan perlunya kolaborasi yang kuat dan responsif dari semua pihak

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
via Antaranews
Ilustrasi : Stunting 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada di peringkat lima besar nasional dalam penanganan stunting.

Meski demikian, tantangan untuk mencapai target nasional 14 persen hingga akhir 2024 tetap membayangi.

Dalam upaya mewujudkan cita-cita ini, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, menekankan perlunya kolaborasi yang kuat dan responsif dari semua pihak.

Pada Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting (FKPPS) yang berlangsung pada Rabu (30/10/2024) di Hotel Rohan, Bantul, KGPAA Paku Alam ZX menyatakan, tugas pencegahan stunting  menjadi pemikiran bersama.

"Generasi kita harus lebih baik dari kita dan tentu, Pemda DIY tidak bisa sendirian. Dengan adanya penguatan kolaborasi pentahelix untuk percepatan penurunan stunting, mari berkolaborasi demi tujuan bersama," kata Sri Paduka pada Forum Koordinasi PPS DIY, Rabu (30/10/2024) di Hotel Rohan, Bantul.

Melalui kerjasama dengan BKKBN DIY, Sri Paduka berharap dapat menemukan formula dan kerangka logis, mengenai  bagaimana stunting di DIY dapat ditangani bersama.

Berapa langkah strategis, prioritas utamanya adalah penguatan kelembagaan dan koordinasi lintas sektor.

Koordinasi lintas sektor sangat penting, selain juga dukungan adalah pemanfaatan data dan teknologi informasi.

 Langkah lainnya menurut Sri Paduka adalah  perubahan perilaku dan pendampingan keluarga.

Baca juga: Pemda DIY Perketat Pengawasan Miras dengan Instruksi Gubernur Nomor 5 Tahun 2024

Dua hal ini tidak mudah, karena seperti banyak kejadian-kejadian atau peristiwa penting yang lebih banyak dipengaruhi oleh kearifan lokal.

Misalnya pada pemberian asupan makanan terhadap anak yang belum sesuai dengan angka pemenuhan gizi.
 
"Jangan membiasakan anak-anak makan sesuatu yang mereka mau, tetapi merugikan tubuh kecilnya. Tinggalkan prinsip yang penting tidak rewel, tidak menangis, padahal secara hitung-hitungan mungkin protein dan lain sebagainya di bawah standar,” kata Sri Paduka.
 
Menurunkan stunting memang bukan pekerjaan yang ringan dan mudah. Harus ada upaya merubah mindset.

Juga merubah local wisdom yang agak terdeviasi terkait dengan asupan gizi anak. 

Pekerjaan ini harus ditangani lintas sektor. Dimulai dari strategi perencanaan, koordinasi dan pemanfaatan data dan teknologi informasi.
 
 “Perubahan perilaku sekaligus pendampingan keluarga juga menjadi hal yang penting dilakukan. Tidak perlu strategi yang muluk-muluk, yang penting dimengerti dan dipahami masyarakat sehingga tumbuh kesadarannya,” tutur Sri Paduka.
 
Sri Paduka berkomitmen untuk terus mengadakan monitoring dan informasi berkelanjutan guna memastikan bahwa setiap intervensi dan program berjalan sesuai dengan rencana.

Juga mencapai indikator yang ditetapkan. Wajib juga ada benchmarking dan milestone, serta  evaluasi dalam tiap langkah.  
 
Kepala BKKBN DIY, Mohamad Iqbal Apriansyah, dalam laporannya mengatakan, Penguatan Kolaborasi Pentahelix untuk Percepatan Penurunan Stunting adalah tema yang diambil pada pertemuan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) DIY.

Tujuan dari kegiatan hari ini adalah mewujudkan kehadiran pemerintah untuk peningkatan kualitas keluarga yang ada di DIY.
 
Iqbal berharap akan muncul upaya kolaborasi yang melibatkan seluruh lintas sektor pentahelix yang memiliki perannya masing-masing, untuk tujuan bersama.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved