Rangkuman Materi Geografi Kelas 11 SMA Bab 2 Unit D: Manfaat Flora Fauna untuk Kesejahteraan
Berikut di bawah ini rangkuman materi Geografi Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA Bab 2 Unit D tentang Manfaat Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM – Alam telah memberikan kita begitu banyak anugerah, salah satunya keanekaragaman hayati.
Tumbuhan dan hewan yang hidup di sekitar kita tidak hanya indah dipandang, tetapi juga memiliki nilai yang sangat penting bagi kesejahteraan manusia.
Kali ini kita akan belajar materi Geografi kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Bab 2 Keragaman Hayati.
Materi ini dilansir dari buku Geografi karya Budi Handoyo.
Pada materi kali ini, siswa diharapkan mampu mendeskripsikan keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia, menerapkan konservasi untuk kelestarian flora dan fauna, serta menganalisis sebaran flora dan fauna di Indonesia.
Berikut di bawah ini rangkuman materi Geografi Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA Bab 2 Unit D
A. Manfaat Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan
Flora dan fauna menjadi bagian dari keanekaragaman hayati di Indonesia.
Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman makhluk hidup yang berasal dari semua sumber, baik daratan, lautan, maupun ekosistem perairan lain dan kompleks ekologi yang menjadi bagian dari keanekaragamannya.
Indonesia memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang tinggi.
Keanekaragaman flora fauna merupakan sumber daya yang penting bagi pembangunan.
Selain itu, kekayaan flora dan fauna juga dapat memengaruhi sektor perekonomian nasional, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dilihat dari segi fungsi sosial dan ekologis, keanekaragaman flora dan fau[1]na memiliki beberapa manfaat.
Dalam bidang sosial, keanekaragaman flora dan fauna memiliki fungsi sebagai penyedia lapangan pekerjaan.
Adapun fungsi ekologis dari keanekaragaman flora dan fauna ialah ketersediaan oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia perlu menggunakan strategi nasional agar semua pihak dapat ikut melaksanakan dan mengupayakan perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan berkelanjutan.
Salah satu pengelolaan keanekaragaman hayati yang dapat dilakukan ialah pengelolaan berbasis bioregional.
Kawasan bioregional merupakan kawasan daratan dan perairan yang memiliki batasan didasarkan pada batas geografik kelompok masyarakat dan sistem ekologis tertentu.
Konsep pembangunan kawasan bioregional tergambarkan dalam delapan elemen, beberapa di antaranya:
Pertama, bioregional development plan yang berpusat pada kawasan-kawasan lindung.
Kedua, daerah aliran sungai (DAS) sebagai daerah adanya mata air di pegunungan.
Ketiga, lahan-lahan kritis rehabilitasi sebagai daerah konservasi.
Keempat, kawasan pesisir dan lautan yang dikelola untuk kegiatan konservasi berbagai keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.
Kelima, dataran penggembalaan yang dikelola untuk mendukung pemeliharaan flora dan fauna asli.
1. Pelestarian Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan Manusia
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, konservasi adalah upaya pelestarian sumber daya alam hayati secara berkelanjutan agar terpelihara, mampu mewujudkan keseimbangan ekosistem, dan sumber daya alam hayati.
Ada tiga tujuan konservasi yaitu:
a) Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan
b) Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan pemanfaatan yang tidak terkendali
c) Menyediakan sumber plasma nutfah atau keanekaragaman genetika.
Baca juga: Rangkuman Materi Geografi Kelas 11 SMA Bab 2 Unit A: Keragaman Flora Fauna Indonesia
2. Metode Pelestarian Flora dan Fauna
a. Metode In Situ
Metode In situ adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan langsung di habitat asli flora dan fauna bersangkutan.
1) Cagar Alam
Cagar Alam adalah kondisi alam yang memiliki sifat khas dan keunikan flora dan fauna di dalamnya.
2) Taman Nasional
Taman Nasional adalah suatu tempat yang luas, baik di darat maupun di laut, yang mendapatkan perlindungan pemerintah.
3) Hutan Lindung
Hutan lindung adalah hutan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dilindungi karena ekosistem di dalamnya berperan penting dalam keseimbangan lingkungan.
b. Metode Ex Situ
Metode ex situ merupakan upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di luar habitat asli flora dan fauna.
Untuk melaksanakannya, diperlukan kehati-hatian dalam melakukan metode eksitu, karena tantangan terbesarnya ialah membuat lingkungan yang mirip tempat habitat flora dan fauna asal.
Berikut beberapa bentuk pelestarian metode eksitu yaitu:
1) Taman Hutan Raya
Taman hutan raya merupakan kawasan pelestarian hutan yang digunakan untuk mengoleksi flora dan fauna asli atau berasal dari tempat lain.
2) Taman Safari
Taman Safari merupakan salah satu upaya menjaga keanekaragaman hayati dengan membuat lingkungan buatan yang persis/mirip dengan tempat flora dan fauna tersebut berasal.
3) Kebun Binatang
Kebun Binatang merupakan daerah konservasi lingkungan buatan yang dibuat persis sama dengan tempat flora dan fauna berasal, namun setiap spesiesnya terpisah-pisah dengan dibuatkan kandang.
B. Praktik Baik dan Keberhasilan dalam Pelestarian Flora dan Fauna
Masyarakat sangat berperan terhadap pelestarian flora dan fauna di wilayahnya.
Masyarakat adat/masyarakat lokal merupakan salah satu aktor pengelola konservasi di Indonesia dengan sistem kearifan lokal.
Kontribusi masyarakat untuk melakukan ‘konservasi keanekaragaman hayati’ secara nyata terbukti di lapangan.
Bentuk nyatanya adalah dengan pembentukan AKKM (Areal Konservasi Kelola Masyarakat).
Ketika masyarakat memutuskan untuk menjalankan konservasi pada wilayah tertentu, harus diakomodir oleh pemerintah melalui mekanisme AKKM sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian ekosistem dalam kerangka wilayah Indonesia.
Setelah mempelajari bab ini, kita semakin menyadari betapa pentingya peran flora dan fauna dalam kehidupan kita.
Kekayaan hayati tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga sosial dan ekologis.
Selain itu, pengetahuan tentang manfaat flora dan fauna sudah selayaknya mendorong kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan. ( MG Maryam Andalib )
Baca juga: Rangkuman Materi Geografi Kelas 11 SMA Bab 2 Unit B: Sebaran Flora Fauna Dunia
| Potensi La Nina hingga Januari 2026, Ahli Geografi UGM Beberkan Dampak di Setiap Wilayah |
|
|---|
| Pangan Lokal, Rasa Internasional: Olahan Singkong, Talas, dan Sorgum |
|
|---|
| Ekonom UGM Ingatkan Pemda DIY untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Agar Konsumsi Terdongkrak |
|
|---|
| Profil Bupati Sleman dari Tahun ke Tahun, Periode 1945-2025 |
|
|---|
| Pemerintah Perluas Penerima Program MBG Mulai 2026 bagi Guru dan Relawan Posyandu |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Buku-Geografi-Kelas-11-SMA.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.