Pengelola Teras Malioboro Gandeng GIPI dan PHRI untuk Dongkrak Kunjungan Wisatawan
Kepala UPT Balai Layanan Bisnis UMKM DIY, Hellen Phornica, mengatakan kerja sama itu nantinya bakal ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pengelola Teras Malioboro berupaya mendongkrak tingkat kunjungannya, dengan menggandeng sejumlah asosiasi pariwisata di Yogyakarta.
Terdapat dua asosiasi yang secara resmi menjalin sinergi, meliputi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Kepala UPT Balai Layanan Bisnis UMKM DIY, Hellen Phornica, mengatakan kerja sama itu nantinya bakal ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan.
Harapannya, selain mendongkrak tingkat kunjungan ke Teras Malioboro, sinergitas ini juga bisa mempercepat proses naik kelas para pelaku atau tenant.
"Agenda atau event di Teras Malioboro akan kami sampaikan ke asosiasi, untuk dipromosikan. Kami tidak hanya berharap meningkatnya pengunjung saja, tapi tenant bisa dinaikkelaskan juga," katanya, Selasa (22/10/2024).
Hellen pun menyebut, sejak tahun pertama hingga sekarang, tren pengunjung, khususnya di Teras Malioboro 1, konsisten mengalami peningkatan.
Ia mencatat, pada 2023, Teras Malioboro 1 dikunjungi sekitar 3 juta pelancong. Kemudian, pada 2024, sampai dengan September, wisatawan yang datang sudah menyentuh kisaran 4 juta.
"Penghitungan pengunjung di Teras Malioboro 1 kami lakukan secara digital, jadi ini by data, karena ter-update secara berkala," ungkapnya.
Baca juga: Vokalis Goliath Hibur Wisatawan Malioboro, Bawakan Lagu tentang Romansa Sri Sultan HB II
Oleh sebab itu, dengan tren pengunjung yang berpotensi terus meroket, beragam pembinaan dan pendampingan untuk mendorong kualitas tenant pun terus dilakukan UPT.
Hasilnya, beberapa tenant di Teras Malioboro 1 saat ini berhasil 'go ekspor', dengan produk-produk berkualitas yang diminati sampai mancanegara.
"Ketika pengunjung semakin banyak, tenant harus benar-benar siap. Baik dari segi kualitas, maupun pelayanan. Yang paling penting, jangan nuthuk harga, itu selalu kami sampaikan," tegasnya.
"Kemudian, soal peningatan omzet, ini jadi pekerjaan rumah kami, tidak hanya mendongkrak pengunjung saja, tapi bagaimana peningkatan omzer harus dirasakan tenant," urai Hellen. (*)
BPKA DIY Sebut Hotel Bisa Ajukan Keringanan Pajak di Kabupaten/Kota Masing-masing |
![]() |
---|
GIPI DIY Sebut Industri Pariwisata Butuh Pembiayaan Perbankan dengan Bunga Rendah |
![]() |
---|
Pajak Air Tanah Naik, PHRI DIY Mengeluh: Biaya Operasional Hotel dan Restoran Bengkak |
![]() |
---|
PHRI DIY Sambut Baik Rencana PPh DTP Bagi Karyawan Hotel, Restoran dan Kafe |
![]() |
---|
Kekecewaan PHRI DIY Terkait Pembatalan Gelaran Wayang Jogja Night Carnival 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.