Kampus UGM Siap Kawal Kebijakan Pemerintahan Prabowo untuk Swasembada Pangan

Budi melihat keberpihakan pemerintah baru di bidang pangan bisa dilihat dari visi dan misi Astacita pemerintahan Prabowo-Gibran

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Istimewa
Seminar Nasional Kambing dan Domba Tahun 2024 di Fapet UGM, Selasa (22/10/2024) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Perguruan tinggi khususnya yang fokus di bidang pangan, pertanian dan peternakan siap mengawal kebijakan pemerintahan baru Prabowo-Gibran.

Hal ini ditegaskan oleh Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., pada acara Seminar Nasional Kambing dan Domba Tahun 2024 di Fapet UGM.

“Ini energi baru yang cukup besar kami. Apalagi fokus pemerintahan baru yakni sektor swasembada pangan, kemandirian pangan hingga hilirisasi produk-produk peternakan,” papar Budi, Selasa (22/10/2024).

Budi melihat keberpihakan pemerintah baru di bidang pangan bisa dilihat dari visi dan misi Astacita, 17 program prioritas dan delapan program hasil terbaik cepat.

Salah satu dari delapan program hasil terbaik cepat yakni memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren serta bantuan gizi balita dan ibu hamil.

“Kami akademisi siap mengawal, mendukung dan mengarahkan program-program pemerintah,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, ia kembali mengingatkan beberapa pekerjaan rumah (PR) yang harus dicarikan solusi terutama pada penyusunan cetak biru data ketersediaan kambing dan domba tanah air.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, drh. Sintong HMT Hutasoit, M.Si., menyinggung Indonesia akan menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi dunia sehingga mendorong hadirnya investasi.

Sayangnya, masih dijumpai beberapa tantangan peternakan, seperti produktivitas yang rendah serta ketersediaan dan akses lahan.

Baca juga: Prabowo Sebut Indonesia Bisa Swasembada Energi, Pakar UGM: Kembangkan Riset Gandeng BRIN dan Kampus

Sementara Fazikka Ibrahim, Ketua Indonesia Australia Dorper Sheep Association (IADSA), menegaskan sebagai domba unggul Dorper memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Untuk itu, perlu dilakukan pengelolaan yang baik dalam pengembangan genetiknya.

“Perlu meningkatkan kolaborasi sekaligus peningkatan pendidikan peternak,”kata Fazikka.

Ir. Panjono, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Dosen Fakultas Peternakan UGM., menyampaikan adanya tantangan dalam pengembangan rumpun, galur dan strain.

Menurutnya, pada populasi kecil seringkali purebreeding dilakukan dengan inbreeding sehingga mengakibatkan munculnya gen resesif negatif.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved