Kisah Suwardi, Pedagang Buah Lontar di Bantul Raup Berkah Dagangannya Laris Manis saat Cuaca Panas

Pria asal Tuban, Jawa Timur ini mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah dari hasil jualan buah lontar di Jalan Bantul

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Suwardi (35), pedagang buah lontar sedang menyiapkan dagangannya di Jalan Bantul Kilometer 7,5, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, Kamis (17/10/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Cuaca panas yang berlangsung sejak beberapa waktu lalu membawa berkah tersendiri bagi Suwardi (35).

Pria asal Tuban, Jawa Timur ini mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah dari hasil jualan buah lontar.

"Iya. Laris manis tanjung kimpul!" kata Wardi, sapaan akrabnya, kepada Tribunjogja.com, saat dijumpai di tempat usahanya yang berada di Jalan Bantul Kilometer 7,5, Kalurahan Pendowoharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Kamis (17/10/2024).

Sekadar informasi, buah lontar atau siwalan merupakan nama buah dari pohon berjenis palma yang jarang tumbuh dan dijumpai di Bumi Projotamansari. 

Buah itu sebenarnya hanya kerap dijumpai di wilayah cukup kering seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, hingga Sulawesi Selatan.

Tak heran, jika buah tersebut mampu membuat Wardi menghasilkan omzet jutaan rupiah dalam sebulan. Apalagi saat musim panas.

"Memang, kalau di Bantul, buah ini (lontar) jarang ditemui. Ini (buah lontar) saja, saya stok dari tempat asal saya. Dan kalau musim panas gini, pasti ramai dicari orang-orang," ujarnya.

Menurut Wardi, tekstur buahnya yang lembut, berdaging seperti kolang kaling, tetapi lebih tebal dan terdapat kandungan air seperti air kelapa muda membuat buah tersebut laku keras pada musim panas.

Baca juga: Kisah Anak Kembar yang Kini Diabadikan Jadi Nama Jalan Gito-Gati di Sleman

Tidak hanya itu, jika dikonsumsi langsung saat cuaca panas, buah itu dapat melepas dahaga atau memberikan nutrisi yang menyegarakan bagi tubuh.

"Kalau musim panas seperti ini, ya sehari bisa laku 15-20 ikat plastik yang berisi empat buah lontar kupasan. Kalau aslinya kan buah itu punya kulit tebal, jadi harus dikupas dulu biar pembeli tinggal makan saja. Makanya, hitungannya masuk dalam plastikan," tutur dia.

Akan tetapi, jumlah buah lontar yang laku per hari tidak lah sama. Bahkan, jika cuaca sedang hujan, kata Wardi, dagangannya sepi dan bisa seharian tidak laku terjual. 

Selain buah lontar, Wardi juga menjual minuman lagen dari hasil sadapan pohon lontar yang juga kerap diburu oleh masyarakat.

Adapun harga buah lontar yang dia jual sangat ramah di kantong. Konsumen yang ingin menikmati buah tersebut cukup mengeluarkan uang senilai Rp15.000 per ikat plastik berisi empat buah lontar kupasan.

Lalu, untuk harga minuman lagen dapat dibeli oleh masyarakat sejumlah Rp10.000 per liter.

"Usaha ini sudah saya jalankan sejak sekitar tiga bulan yang lalu. Jadi, buka setiap pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB, di sini (Jalan Bantul Kilometer 7,5)," urainya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved