Berita Magelang Hari Ini

Terapi Nepak untuk Syaraf Kejepit di Magelang, Bisa Layani Ribuan Pasien Sebulan

Terapi menggunakan metode chiropractic, sebuah teknik yang fokus pada gangguan neuro-muskuloskeletal, khususnya pada tulang belakang, leher, dan sendi

|
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Yuwantoro Winduajie
Ibrahim Bayu Aji saat memberikan penanganan pada pasiennya, Kamis (10/10/2024) 

Adapun durasi pengobatan rata-rata membutuhkan waktu sekitar 20 menit per pasien.

Klinik buka dari Sabtu hingga Kamis, pukul 09.00 hingga 17.00 WIB, sementara hari Jumat tutup.

"Pasiennya sudah dari mana saja, paling banyak memang Magelang kemudian Jogja, Salatiga, Semarang, Solo, Klaten, Boyolali, Banten dan paling jauh ada dari Surabaya," ungkapnya.

Bayu sendiri memulai terapi ini setelah mendapatkan dorongan dari gurunya di Purwokerto, Jawa Tengah dan mulai intens melakukan terapi di Purwokerto pada tahun 2021 ketika pandemi Covid-19 masih menerpa kala itu.

Pada Agustus 2024, Bayu memberanikan diri untuk mendirikan kliniknya sendiri di Magelang dan meninggalkan pekerjaan lamanya di proyek konstruksi.

"Dulu hanya semengalirnya saja, sudah puluhan tahu sebenarnya. Tapi setelah disertifikasi dan termanage dengan baik, saya memutuskan membuka klinik ini di Magelang," kata Bayu. 

Sejak membuka klinik di Magelang pada Juli 2024, jumlah pasien terus meningkat. 

Pada bulan pertama membuka klinik, tercatat ada 475 pasien, kemudian meningkat menjadi 659 pasien di bulan Agustus, dan 1.002 pasien pada September.

Di awal Oktober 2024, jumlah pasien sudah mencapai 400 orang.

Pasien yang datang ke klinik 'Nepak' pun beragam, mulai dari anak muda hingga lansia. Sebagian besar mengeluhkan saraf kejepit dan cedera olahraga. 

Bayu berharap melalui klinik ini, ia dapat terus memanfaatkan kemampuan dan tenaganya untuk membantu lebih banyak orang. 

"Saya ingin hidup ini bisa bermanfaat bagi banyak orang, mumpung masih muda," ujarnya. 

Salah satu pasien yang mencoba terapi di Klinik 'Nepak', Sarah (34) mengungkapkan pengalamannya.

"Sebelumnya, saya sering merasa tidak nyaman di bagian tulang belikat dan pinggang yang kerap kram. Saya memang seorang dancer dan sering mengajar zumba serta senam, jadi sering merasa pegal. Tapi setelah terapi di sini, rasanya berbeda, tubuh jadi lebih lentur lagi," ungkapnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved