Melestarikan Warisan Budaya Tak Benda Lewat Lomba Lukis Payung Juwiring
Ratusan pelajar SD di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengikuti lomba lukis payung di Monumen Juang 45 Kabupaten Klaten
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Ratusan pelajar sekolah dasar (SD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengikuti lomba lukis payung di Monumen Juang 45 Kabupaten Klaten pada Kamis (3/10/2024).
Para peserta lomba lukis terlihat fokus mengoreskan kuas, mengambar, dan mewarnai di atas media payung lukis khas Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Payung tersebut terbuat dari kertas yang sudah dilapisi cat, sehingga memudahkan para siswa yang akan menghias.
Para siswa juga dibebaskan melukis menggunakan alat atau metode apapun, baik pakai cat akrilik maupun cat warna lainnya.
Setiap peserta dibebaskan mengekspresikan imajinasi dan daya kreasi mereka dalam bentuk lukisan sesuai tema Mbeber Topeng Dalang Klaten.
Plt Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbud Porapar) Kabupaten Klaten, Maria Yaquba, menjelaskan festival atau lomba lukis payung digelar sebagai upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten dalam melestarikan warisan budaya tak benda, yakni Payung Juwiring yang sudah ditetapkan sejak 2022.
"Kami mengambil tema Mbeber Topeng Dalang Klaten karena tahun ini tepatnya pada 20 Agustus 2024 kemarin, Topeng Dalang Klaten ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) oleh Kemendisbud Ristek," ungkap Maria kepada Tribunjogja.com, Kamis (3/10/2024).
Baca juga: Penumpang Commuter Line Yogya-Palur dan Commuter Line Prameks Secara Tahunan Meningkat Signifikan
Maria menyebut, peserta lomba lukis Payung Juwiring tersebut ada sebanyak 220 siswa. Mereka berasal dari 26 Korwil pendidikan di kecamatan se-Kabupaten Klaten.
Kegiatan tersebut menyasar anak-anak SD sebagai upaya menanamkan pendidikan karakter dan sejarah warisan budaya di Kota Bersinar.
Lewat gelaran itu, pihaknya ingin memperkenalkan generasi muda bahwa Kabupaten Klaten memiliki warisan budaya adiluhung atau kearifan lokal luar biasa.
Apalagi, sejak 2001 hingga kini ada sekitar enam warisan atau karya budaya tak benda yang sudah ditetapkan berasal dari Kabupaten Klaten.
Di antaranya Payung Juwiring dan Topeng Dalang Klaten.
"Jadi kami sekaligus memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa warisan budaya itu harus dilestarikan, sehingga di tengah perkembangan zaman ini mereka tidak akan lupa bahwa Klaten punya kekayaan budaya yang luar biasa," paparnya.
Lebih lanjut, Maria menjabarkan, Payung Juwiring sudah ada sejak zaman dulu.
Dikatakan zaman dulu, penggunaan payung Juwiring seperti payung Mutho yakni dipakai untuk memayungi orang-orang yang sudah meninggal dunia.
Keren! Kopi Joss Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Kota Yogyakarta |
![]() |
---|
Empat Warisan Budaya Tak Benda Gunungkidul Diakui Nasional |
![]() |
---|
Adrem, Makanan Tradisional dari Bantul yang Melegenda dan jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia |
![]() |
---|
Sembilan Seniman dan Budayawan di Jogja Terima Penghargaan Pemkot Yogyakarta |
![]() |
---|
Melestarikan Warisan Budaya Tak Benda Melalui Film Dokumenter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.