Hasil Pemeriksaan Sample Makanan Keracunan di Gunungkidul: Ditemukan Jamur dan Bakteri E.coli

Dalam sampel makanan tersebut positif ditemukan bakteri Escherichia coli (E.coli) dan kampang (Jamur).

Dok. Istimewa
Ilustrasi keracunan makanan 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Hasil laboratorium terkait sample makanan dari peristiwa keracunan yang dialami puluhan warga di Padukuhan Trimulyo 1, Kalurahan Kepek, Wonosari pada Minggu (15/9/2024) lalu telah diketahui.

Hasilnya, dalam sampel makanan tersebut positif ditemukan bakteri Escherichia coli (E.coli) dan kampang (Jamur).

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, mengatakan hasil tersebut didapat dari pemeriksaan yang dilakukan oleh Labkesda Yogyakarta terhadap sample makanan yang diamankan.

Yakni, pada jenis makanan ayam sambal, lalapan, roti risol, pastel ditemukan kapang/khamir (jamur).

Dan, pada jenis makanan kremesan ayam goreng ditemukan kapang/khamir disertai bakteri E.coli.

"Selain sample makanan, pemeriksaan juga dilakukan pada feses korban. Di mana hasilnya juga ditemukan adanya kapang tersebut. Hasil sample makanan dan feses korban ini, keluar setelah sekitar dua mingguan dilakukan pemeriksaan oleh tim Labkesda Yogyakarta,"ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (30/9/2024).

Ia menerangkan, ditemukannya patogen berbahaya tersebut dimungkinkan karena proses pencucian makanan tidak bersih maupun proses memasak yang dapat memicu pertumbuhan jamur.

"Kalau adanya E.coli bisa jadi karena  proses pencucian makanan tidak bersih atau penyimpanan. Sedangkan, kampang itu mungkin disebabkan dari proses memasak makanan. Bisa jadi setelah dimasak itu dalam keadaan panas langsung ditutup, itu bisa menumbuhkan jamur. Atau bisa juga , sejak pemilihan makanan awalnya memang  sudah tidak bagus," paparnya.

Baca juga: Hasil Lab Sampel Makanan Kasus Keracunan Makanan Kegiatan di Patalan Keluar

Sementara itu, Ismono mengatakan untuk proses pemeriksaan terhadap sample air belum dilakukan.

Sebab, pihaknya masih melakukan proses pelacakan air yang dipakai  untuk memasak makanan tersebut.

"Sumber air belum dilakukan pengecekan, karena masih melacak. Karena ini makanan kan dibelinya di catering, jadi kami masih mencari air yang dipakai sumbernya dari mana,"ujarnya.

Atas kejadian ini, Ismono mengatakan pihaknya akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan saat mengelola makanan. 

Sementara itu, saat ditanya apakah pihak catering juga akan diberikan sosialisasi dan edukasi serupa, dirinya menjawab pihaknya masih melakukan pelacakan terhadap pemilik catering.

"Ya itu masih kami lacak pemilik cateringnya di mana. Karena, kemarin kami mengedepankan pengamanan sample makanan terlebih dahulu,"urainya 

Sebelumnya diberitakan, peristiwa dugaan keracunan massal terjadi di Padukuhan Trimulyo 1, Kalurahan Kepek, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.

Setidaknya, sebanyak 26 warga mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dari hajatan keagamaan yang digelar salah seorang warga, pada Minggu (15/9/2024) sekira pukul 19.00 WIB. 

Salah satu korban yakni Nurdiyanto, warga Kepek, Gunungkidul. Dia menghadiri kegiatan tersebut bersama dengan keluarganya.

Nurdiyanto menceritakan, usai menghadiri acara tersebut dirinya diberi makanan berupa nasi boks dan snack untuk dibawa pulang.

"Jadi, itu makanan dibawa pulang. Keluarga saya memakan makanan itu pada hari itu juga. Tetapi saya tidak merasakan apa-apaan. Namun, anak saya itu ada dua orang yang kelas 5 SD (11) dan IX SMP (13) makan lagi pas siang hari, Senin (16/9/2024), itu makanannya ada ayam dan nasi. Kemudian, kedua anak saya merasakan muntah-muntah, mual, pusing, dan diare,"ujarnya beberapa waktu lalu. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved