Kecelakaan Kereta di Sedayu

Cerita Saksi Saat Dengar Dentuman Keras Kecelakaan Kereta Api vs Truk Molen di Sedayu

Adnan keluar rumah dan sempat melihat keramaian di lokasi kejadian kecelakaan antar truk molen dan kereta api.

Dok Polres Bantul
Truk molen nomor polisi B 9240 JIQ remuk usai terlibat laka dengan kereta api di Jalan Sedayu, Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul pada Rabu (25/9/2024) pukul 03.45 WIB. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dukuh Gubung, Kalurahan Argosari, Kapanewon/ Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta,  Adnan Faruliansyiah, menjadi salah satu saksi yang mendengar kejadian kecelakaan antara truk molen dan kereta api.

Diberitakan sebelumnya, truk molen nomor polisi B 9240 JIQ dan KA Taksaka Jurusan Gambir - Yogyakarta dengan nomor loko CC2061378 terlibat kecelakaan di Perlintasan Sebidang, JPL 714, KM 531+000 jalur hulu antara Stasiun Sentolo-Rewulu atau di Jalan Sedayu, Kalurahan Argosari, Sedayu, Kabupaten Bantul pada Rabu (25/9/2024) pukul 03.45 WIB.

"Saat kejadian saya lagi tidur. Tapi, saya dengar suara dentuman yang keras, jadi sempat terbangun. Padahal, jarak rumah Saya dengan lokasi kecelakaan sekitar dua kilometer," katanya kepada Tribunjogja.com.

Namun saat itu, dia masih berpikir positif dan tidak menduga bahwa suara tersebut adalah kecelakaan kereta api. 

Adnan pun tidak keluar rumah dan kembali melanjutkan tidur.

"Saya memang sempat terbangun, tapi masih stay aja di rumah. Dan di rumah kan juga ada balita, jadi saya tidak keluar rumah," ucap Adnan.

Lalu, sekitar pukul 05.00 WIB, ia baru mendengar ada ramai-ramai di dekat rumahnya.

Kemudian, Adnan juga sempat menerima informasi terkait kasus tersebut melalui chat dan status sejumlah warganya di aplikasi WhasApp.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Truk Molen vs Kereta Api di Perlintasan Argosari Sedayu

Setelah itu, Adnan keluar rumah dan sempat melihat keramaian di lokasi kejadian kecelakaan antar truk molen dan kereta api.

Lalu, lokasi kejadian juga sudah dilakukan evakuasi.

Menurut Adnan, lokasi kecelakaan itu bukanlah daerah rawan kecelakaan.

Sebab, di lokasi tersebut sudah diberikan palang pintu perlintasan kereta api sejak lama.

"Jadi, menurut saya kecelakaan itu terjadi karena faktor terbesar kesalahan manusia (pengemudi truk molen). Apalagi di sana itu bukan daerah rawan," ujar dia.

Foto kecelakaan kereta api Taksaka menabrak truk molen di perlintasan kereta api Sedayu, Bantul, Rabu (25/9/2024) pagi. Foto diunggah oleh akun Instagram @nandasfmnn. (Tangkapan Layar Instagram Story @nandasfmnn)
Foto kecelakaan kereta api Taksaka menabrak truk molen di perlintasan kereta api Sedayu, Bantul, Rabu (25/9/2024) pagi. Foto diunggah oleh akun Instagram @nandasfmnn. (Tangkapan Layar Instagram Story @nandasfmnn) (Tangkapan Layar Instagram Story @nandasfmnn)

Adnan pun berharap kepada setiap masyarakat yang melintasi di perlintasan kereta api untuk dapat menaati peraturan.

Tujuannya untuk meminimalisasi kejadian serupa.

"Kalau palang pintu kendaraan sudah tertutup, bukan berarti untuk mempercepat laju kendaraan,  tetapi untuk berhenti dan menunggu palang pintu selesai turun dan kereta api lewat," pesannya.

Lalu, ketika kereta api sudah lewat dan palang pintu sudah terbuka kembali, maka kendaraan dipersilahkan untuk meneruskan perjalanan.

"Jadi, pengendara lalu lintas jangan terburu-buru ketika palang pintu kereta api sudah tertutup. Mari bersama taati aturan yang ada," tandas dia.(*)
 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved