Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Gigi dan Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah 

Mereka mengusung ide pemanfaatan limbah gigi dan tulang yang berasal dari manusia dan hewan. 

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
dok.humas UGM
Gedung rektorat UGM 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Tim PKM Video Gagasan Konstruktif (VGK) menyulap limbah gigi dan tulang untuk filtrasi air limbah dan irigasi sawah.

Para mahasiswa yang terlibat pada penemuan ini terdiri dari Aulia Pradnya Maharani, Orchidthania Putri, Gugun Hutagalung, Danial Bagus Setiawan dan Anna Hamidah.

Mereka mengusung ide pemanfaatan limbah gigi dan tulang yang berasal dari manusia dan hewan. 

Tim yang berasal dari berbagai disiplin ilmu ini merancang bagaimana pemanfaatan limbah gigi dan tulang tersebut agar dapat digunakan lebih optimal pada proses filtrasi air limbah menjadi air yang siap pakai untuk sistem irigasi sawah. 

“Kami melihat bahwa limbah gigi dan tulang yang ada di Indonesia masih belum banyak digunakan. Sebagian besar masyarakat membuang limbah tersebut. Padahal, dalam limbah tersebut terdapat kandungan hidroksiapatit yang dapat digunakan menjernihkan air,” ujar Aulia sebagai ketua tim, melalui keterangannya, Minggu (15/9/2024).

Menurut Aulia ide inovasi yang diusung berasal dari permasalahan yang terletak di daerah Sleman. 

Pada kawasan tersebut, terdapat kawasan pemukiman yang padat penduduk dan terdapat sawah yang berada di dekat kawasan tersebut. 

Pada sisi lain, pemanfaatan limbah gigi dan tulang yang masih  minim dapat diintegrasikan untuk dijadikan sebagai filtrat untuk mengolah air limbah tinja yang berasal dari kawasan penduduk sekitar.

Baca juga: Mahasiswa UGM Kembangkan Media Pembelajaran Interaktif untuk Anak Gangguan Mental

Danial, anggota PKM lainnya mengatakan bahwa ide yang bernama “Hydrosan” dapat memberikan dampak jangka panjang yang lebih baik pada sistem sanitasi air.

“Tentunya kami berharap bahwa inovasi yang diusung dapat menciptakan ketahanan pangan yang ada di Indonesia di tengah ketidakpastian iklim dan memberikan manfaat kepada para petani,” tuturnya.

Riset yang dilakukan dimulai dari mengidentifikasi masalah dan menelusuri terkait campuran filtrat yang digunakan untuk proses filtrasi air. 

Awalnya, limbah akan ditampung dalam satu tempat untuk selanjutnya diproses di tempat penjernihan air. 

Selama proses pengolahan, air akan mengalami berbagai proses, mulai dari pembersihan, penjernihan, hingga penyaringan. 

Setelah itu, air akan disalurkan ke reservoir terlebih dahulu sebelum menuju saluran irigasi sawah. 

“Integrasi antara reservoir dengan sistem irigasi sawah dilakukan menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian air,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved