Mubeng Kampus Jogja

Ini Sosok Peneliti Hidrogen dari UGM, Upaya Kembangkan Bahan Bakar Nol Jejak Karbon

Hidrogen bisa digunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar fosil karena energi yang dihasilkan bisa sangat besar tanpa menghasilkan jejak karbon.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Istimewa
Peneliti hidrogen dari Fakultas Teknik Universita Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng. Ir. Deendarlianto, S.T., M.Eng. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Hidrogen berpotensi sebagai bahan bakar alternatif untuk pengganti bahan bakar fosil.

Pasalnya, saat ini, seluruh negara berkomitmen untuk mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan di tengah keterbatasan sumber energi minyak dan gas bumi.

Apalagi bahan bakar fosil merupakan pemasok terbesar terhadap jejak karbon serta pencemaran lingkungan.

Di indonesia, riset energi hidrogen ini belum banyak dikembangkan. Padahal di negara maju seperti di Amerika dan Eropa, riset dan aplikasi pemanfaatan energi hidrogen sudah sejak lama diterapkan.

Peneliti hidrogen dari Fakultas Teknik Universita Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng. Ir. Deendarlianto, S.T., M.Eng., mengatakan hidrogen bisa digunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar fosil karena energi yang dihasilkan bisa sangat besar tanpa menghasilkan jejak karbon atau limbah lingkungan.

“Hidrogen bisa menjadi pengganti bahan bakar pengganti bahan bakar di berbagai sektor, contohnya seperti sektor transportasi dan pembangkit listrik,” kata Deendarlianto saat ditemui di Laboratorium Mekanika Fluida FT UGM, Jumat (13/9).

Deen, demikian ia akrab disapa, menyampaikan bahwa penelitian terkait Hidrogen yang dilakukannya bersama tim merupakan sebuah proyek kolaborasi yang dibiayai pemerintah serta beberapa pihak dari industri seperti PLN dan Pertamina.

Selain itu proyek ini juga diikuti oleh berbagai Universitas yang tidak hanya berasal dari Indonesia namun juga mancanegara, seperti UI, ITS, NTU, serta universitas Groningen dari Belanda.

Di proyek kolaborasi ini, fokus utama dari penelitian ini terkait dengan produksi green hydrogen, dimana hidrogen jenis ini merupakan jenis hidrogen yang diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan.

“Kita juga tengah memimpin program riset terkait metode penyimpanan dari Hidrogen itu sendiri,” katanya.

Meski baru dalam tahap riset dan pengembangan, menurut Deen, sejauh ini riset ini sudah menunjukkan hasil yang cukup signifikan.

Namun, salah satu tantangan terbesar yang ia dan bersama tim hadapi adalah terkait penyimpanan hidrogen dalam rangka memastikan supaya hidrogen yang disimpan tidak boleh bocor atau keluar.

Sebab, jika hidrogen yang bertemu dengan oksigen bisa menimbulkan kerusakan yang tidak diinginkan.

Selain itu, permasalahan lain yang menjadi perhatian adalah proses perlakuan dari hidrogen yang cukup rumit dan juga kekhawatiran terkait apakah alat-alat yang digunakan mampu menanggung beban penyimpanan dari hidrogen itu sendiri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved