Lampaui Target, Realisasi Belanja Wisatawan di Kota Yogyakarta Sentuh Rp2,2 Juta
rata-rata tingkat belanja atau spending money wisatawan selama berkunjung ke Kota Pelajar saat ini sudah menyentuh Rp2.215.063.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tren pariwisata di Kota Yogyakarta menunjukkan progres yang cukup signifikan sampai dengan pertengahan tahun 2024.
Bahkan, rata-rata tingkat belanja atau spending money wisatawan selama berkunjung ke Kota Pelajar saat ini sudah menyentuh Rp2.215.063.
Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta, Muhammad Zandaru, mengatakan capaian belanja wisatawan tersebut sudah melebihi target Rp2 juta yang ditetapkannya.
Ia pun merinci, untuk wisatawan lokal, rata-rata mengeluarkan Rp2.116.184, sementara turis asing di kisaran Rp4.125.597.
"Peningkatannya karena bulan Juli itu bertepatan dengan momen libur sekolah dan kuliah jelang masuk ajaran baru. Itu sangat berpengaruh bagi Kota Yogya," tandasnya, Selasa (3/9/2024).
Namun, mengutip hasil FGD expert judgement, kondisi wisatawan saat ini cenderung melakukan perjalanan wisata ke arah pinggiran kota, seperti Bantul, Kulon Progo, Sleman maupun Gunungkidul.
Hal tersebut, sedikit banyak mempengaruhi alokasi belanja wisatawan di Kota Yogya, sehingga peningkatannya tidak terlalu signifikan.
"Wisatawan lebih memilih destinasi yang tidak ramai, seperti di Kota Yogya. Sehingga, berpengaruh terhadap besaran pengeluaran wisatawan di Kota Yogya," terangnya.
Baca juga: GIPI DIY Sebut Kunjungan Wisatawan Mancanegara Cenderung Turun pada Agustus 2024
Dari tingkat kunjungan turis, sampai sejauh ini sudah terealisasi 6,3 juta wisatawan nusantara, dari target 5 juta yang ditetapkan untuk tahun 2024.
Setali tiga uang, target wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 150 ribu, sudah dilampui dengan capaian kunjungan mencapai 163 ribu turis.
"Harapan kami bisa mencatat pergerakan wisatawan lebih tinggi dari tahun kemarin yang 7,4 juta. Kami optimis bisa melampaui angka itu," ucapnya.
"Salah satu upaya kami, dengan menggencarkan event-event di kawasan penyangga Malioboro, baik reguler, maupun yang besar, seperti Wayang Jogja Night Carnival, Oktober nanti," urai Zandaru.
Di samping itu, untuk menunjang kenyamanan wisatawan, pihaknya pun berupaya memecah keramaian, supaya tidak berpusat di Malioboro saja.
Selain Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kotabaru, saat ini Pemkot Yogya juga tengah melakukan penataan di KCB Pakualaman, agar kedepannya bisa menjadi daya tarik pelancong.
"Utamanya tetap di Malioboro, karena bagian dari sumbu filosofi. Tapi, kapasitasnya kan terbatas, kalau terlalu banyak orang juga tidak nyaman. Maka, harus dipecah keramaiannya," katanya.
"Diharapkan wisatawan itu tidak hanya ke Malioboro saja. Tetapi juga melirik kawasan lain di Kota Yogya, seperti Kotabaru dan sebagainya," pungkas Zandaru. (*)
Pemkab Gunungkidul Berencana Kerja Sama Pengelolaan Sampah dengan Pemkot Jogja, DPRD Beri Dukungan |
![]() |
---|
Situasi Kota Yogyakarta Kondusif, Sekolah Tatap Muka Kembali Digulirkan Mulai Besok |
![]() |
---|
Cek Situasi Kemacetan Jogja Lewat CCTV Pemkot Yogyakarta |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Bangun Sistem Satu Data, Intervensi Program Lebih Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah 2026 Berpotensi Dipangkas Rp200 Miliar, Wali Kota Yogyakarta: Ada Refocusing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.