Arti Pertanda

Arti Gempa Bumi Malam Hari di Bulan September 2024 - Sapar dan Mulud 1958 Tahun Jawa

Berikut penjelasan arti gempa bumi di malam hari yang terjadi pada bulan September 2024 tepat bulan Sapar dan Mulud 1858 Tahun Jawa.

DOK. Freepik
Arti Gempa Bumi Malam Hari di Bulan September 2024 - Sapar dan Mulud 1958 Tahun Jawa 

Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat rawan gempa bumi karena wilayah Indonesia terletak pada rangkaian Ring of Fire atau Cincin Api.

Apa itu Ring of Fire?

Ring of Fire adalah rangkaian gunung berapi sepanjang 40.000 kilometer (km) dan situs aktif seismik yang membentang di Samudra Pasifik. 

Dikutip Kompas.com dari National Geographic, Ring of Fire melacak titik pertemuan banyak lempeng tektonik, termasuk lempeng Eurasia, Amerika Utara, Juan de Fuca, Cocos, Karibia, Nazca, Antartika, India, Australia, Filipina, dan lempeng lain yang lebih kecil.

Semua lempeng tersebut mengelilingi Lempeng Pasifik yang besar. 

Nah, lempeng-lempeng tersebut terus meluncur, bertabrakan, atau bergerak di atas atau di bawah satu sama lain. 

Pergerakan inilah yang kemudian menghasilkan palung laut dalam, letusan gunung berapi, dan episentrum gempa di sepanjang batas pertemuan lempeng, yang disebut garis patahan.

Sesar Opak di Jogja

Sesar Opak Bukit Mengger (SOBM) di Kalurahan Trimulyo, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul, DIY
Sesar Opak Bukit Mengger (SOBM) di Kalurahan Trimulyo, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul, DIY (DOK. Geopark Jogja)

Tahukah Anda? Yogyakarta memiliki salah satu patahan yang masih terus aktif sampai sekarang?

Patahan aktif ini ada di sekitar Sungai Opak dan diberi nama Sesar Opak.

Mengutip Kompas.com, Sesar Opak merupakan patahan yang berada di wilayah Provinsi DIY, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak, dengan panjang jalur patahan mencapai 45 kilometer (km) di sepanjang aliran sungai tersebut. 

Keberadaan Sesar Opak memiliki magnitudo tertarget M 6,6, yang hingga kini patahan tersebut masih terus aktif. 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. menerangkan, aktivitas di Sesar Opak belum berhenti.

Patahan tersebut juga merupakan sumber gempa subduksi lempeng atau zona gempa megathrust di selatan Pulau Jawa dengan magnitudo tertarget M 8,7.

Gempa Jogja pada 27 Mei 2006 silam yang berkekuatan 5,9 SR dan menewaskan 6.234 orang tersebut diketahui berpusat di Sungai Opak, tepatnya di Sesar Opak. 

Kepala BMKG menerangkan, Sungai Opak berhulu dari lereng Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan dan bermuara langsung ke Samudra Hindia di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, DIY.

Ia berpesan, pelatihan dan upaya mitigasi gempa dan tsunami bagi masyarakat di kawasan rawan gempa bumi, terutama di sepanjang kawasan Sesar Opak, harus selalu digiatkan. (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved