Laba Bersih BSI Kuartal II 2024 Capai Rp3,4 triliun
Untuk aset, BSI mencatat pertumbuhan sebesar 15,10 persen (yoy) menjadi Rp360,85 triliun, dan ini sebagai pertumbuhan tertinggi.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan laba bersih sebesar Rp3,4 triliun per Juni 2024.
Tercatat ada pertumbuhan 20,28 persen secara tahunan.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan pertumbuhan laba pada kuartal II 2024 mampu menunjukkan bahwa BSI berhasil menjaga kinerja keuangan dan bisnis secara sehat dan berkualitas, di tengah makroekonomi cukup menantang yang ditandai dengan naiknya suku bunga acuan ke level 6,25 persen untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
Untuk aset, BSI mencatat pertumbuhan sebesar 15,10 persen (yoy) menjadi Rp360,85 triliun, dan ini sebagai pertumbuhan tertinggi.
Pertumbuhan Dana pihak ketiga (DPK) BSI sebesar 17,50 persen (yoy) menjadikannya yang tertinggi pula di Top 10 Bank Indonesia.
“Pertumbuhan BSI dalam berbagai indikator kunci, seperti aset, DPK, laba bersih, dan rasio CASA, merupakan yang tertinggi di industri perbankan nasional. Prestasi ini bukti BSI sebagai bank syariah mampu bersaing dan unggul di tengah dinamika industri yang semakin kompetitif. Pertumbuhan yang konsisten di berbagai aspek ini juga mencerminkan solidnya kinerja BSI yang berkelanjutan,” katanya melalui keterangan tertulis.
Hery menjelaskan saat ini komposisi dana murah mencapai 62,05 persen, sementara komposisi pembiayaan 71,73 persen berada di segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM. Pada sisi lain baik dari sisi overhead cost maupun kualitas kredit terjaga dengan baik.
Ia bersyukur di tengah likuiditas yang ketat, menyusul kenaikan suku bunga acuan, BSI masih dapat menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp296,70 triliun, naik 17,50 persen.
Ditambah lagi, kinerja Tabungan naik 16,09 persen ke level Rp128,78 triliun, di mana sekitar 39 persen atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah.
“Likuiditas BSI bertumbuh seiring pertambahan nasabah. Posisi Juni 2024 nasabah BSI mencapai 20,46 juta. Solidnya likuiditas menopang kinerja pembiayaan BSI yang juga tumbuh di atas rerata industri perbankan nasional dengan kualitas yang terjaga. Per Juni 2024, pembiayaan BSI mencapai Rp257,39 triliun, tumbuh 15,99 persen (yoy) dengan NPF yang turun ke level 1,99 persen (gross) jauh membaik dibanding Juni 2023 sebesar 2,31 persen,” terangnya.
Kinerja pembiayaan ditopang oleh pembiayaan segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM mencapai Rp184,61 triliun.
Segmen wholesale mengomposisi 28,27 persen dengan outstanding Rp72,77 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa segmen ritel, konsumer dan UMKM memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan pembiayaan BSI
Sejalan dengan strategi pertumbuhan, pembiayaan emas BSI per posisi Juni 2024 mencapai Rp8,97 triliun, tumbuh 41,27 persen dengan NPF 0,07 persen.
Saat ini investasi emas cukup menarik minat termasuk generasi muda karena tergolong safe-haven dan kemampuannya untuk melindungi nilai aset dari inflasi. Pembiayaan cicil emas memiliki pertumbuhan signifikan mencapai 100,10 persen ke level Rp3,56 triliun, sementara gadai emas berada di level Rp5,41 triliun tumbuh 18,38 persen.
Penurunan BI Rate Diharapkan Mampu Mendongkrak Investasi |
![]() |
---|
Ekonomi Lesu, Penjualan Mobil Honda di Jateng-DIY Turun 33 Persen |
![]() |
---|
BRI RO Yogyakarta Kelola Pinjaman Sebesar Rp69 Triliun |
![]() |
---|
Kinerja APBN di DIY Triwulan I 2025 Solid Jaga Perekonomian Regional |
![]() |
---|
BSI Optimalkan Ekosistem Pasar, Fokus Garap Transaksi Ritel UMKM di Pasar Beringharjo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.