Berita Otomotif Terkini

Merayakan Warisan Nusantara dalam Modifikasi di Indonesian Custom Show

ICS tak hanya sekadar pameran, tetapi juga perayaan akan kreativitas, kebebasan berekspresi, dan semangat komunitas dalam dunia otomotif di Indonesia

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Santo Ari
Cakrabuana Cart Rod karya Dede Edun 

“Menurut saya, Cirebon adalah Indonesia kecil, punya banyak akulturasi budaya. Dan saya terinspirasi dari Pedati Gede Pekalangan yang saat itu dipakai untuk membabat tanah Cirebon, juga digunakan untuk menyebarkan Agama Islam, yang dulu notabene di Cirebon mayoritas beragama Hindu Budha,” ungkapnya.

“Pedati ini yang menjadi inspirasi bagaimana perpaduan budaya kemudian diaplikasikan menjadi kendaraan bergaya hotrod dari Amerika, maka mobil ini saya namakan Cakrabuana Cart Rod,” imbuhnya.

Gaya Hot Rod adalah salah satu subkultur dalam dunia otomotif yang berfokus pada modifikasi mobil, terutama kendaraan klasik, untuk meningkatkan performa dan tampilannya.

Mobil-mobil Hot Rod biasanya berasal dari era 1920-an hingga 1950-an dan dimodifikasi dengan mesin yang lebih bertenaga, bodi yang direndahkan, dan desain yang mencolok.

Gaya ini dikenal dengan tampilan agresif, dengan bagian-bagian seperti kap mesin terbuka, ban besar di belakang, dan bodi yang sering kali dipotong atau direndahkan untuk memberikan kesan lebih rendah dan aerodinamis.

Gaya itu dikombinasikan dengan pedati, alat transportasi jaman dulu.

Ia mengungkapkan, aslinya, Pedati Gede Ki Gede Pekalangan memiliki ukuran yang sangat besar sehingga diperlukan empat pasang roda.

Namun karena Dede membuat mobil, maka roda yang dipakai tentu saja dua pasang. Meski demikian, ia tetap mempertahankan ciri khas roda yang berukuran besar di mobilnya.

“Mobil ini dibuat dari 2021  hingga selesai di 2024 awal. Gearbox dan mesin dan ban saja yang pabrikasi, sisanya saya buat sendiri. Termasuk sasis yang saya tiru persis seperti pedati, maka bentuknya melengkung,” terangnya.

Adapun untuk mesin dan gearbox ia memakai dari bahan Toyota Lexus 1UZ V8 4000cc.

Untuk menguatkan kesan pedatinya, maka juga ditambahkan beberapa ornamen yang berhubungan dengan Hindu-Budha layaknya yang ada di Pedati Gede Pekalangan.  

Pada dasarnya Pedati Gede Pekalangan menggnakan ornamen tersebut untuk melakukan pendekatan ke masyarakat dan menyebarkan agama Islam.

“Kesulitannya adalah bagaimana mengaplikasikan visual yang ada di Pedati Gede Pekalangan kemudian kita taruh di mobil. Karena ini dua objek yang berbeda. Kesulitannya mendefinisikan visual,” ungkapnya.

Menyadari wilayah Cirebon dihuni oleh beragam kebudayaan, maka Pangeran Cakrabuana menggambarkan ornamen-ornamen penting dari berbagai kebudayaan tersebut.

Tujuannya adalah sebagai ilmu pendekatan agar mudah diterima oleh semua kalangan.

Ornamen pada pedati dulunya berukuran kecil, tetapi pada Cakrabuana Cart Rod ornamen-ornamen ini justru dibuat mendominasi.

Tujuannya adalah memperlihatkan poin penting dari sebuah perjuangan. 

Perjuangan menguasai diri agar terus dapat diterima oleh sekitar.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved