Usung Tajuk 'Menemukan Kembali Indonesia', Ratusan Guru Ikuti NgKaji Pendidikan di TBY
Kegiatan yang digulirkan oleh Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) tersebut, mengusung sebuah tema besar 'Menemukan Kembali Indonesia'.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ratusan guru dari berbagai daerah mengikuti kegiatan Ng(K)aji Pendidikan di Taman Budaya Yogya (TBY), Kota Yogya, Sabtu (24/8/2024).
Kegiatan yang digulirkan oleh Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) tersebut, mengusung sebuah tema besar 'Menemukan Kembali Indonesia'.
Direktur Eksekutif GSM, Muhammad Nur Rizal, mengatakan dalam Ng(K)aji Pendidikan edisi terbaru ini, pihaknya berupaya membongkar keresahan, soal lemahnya imajinasi terkait Indonesia di masa depan.
Hal tersebut, berdampak pada lunturnya rasa cinta dan optimisme generasi muda, khususnya anak-anak yang kini duduk di bangku sekolah.
"Makanya, guru-guru ini kami libatkan di sini, dalam satu wadah bersama untuk membangun imajinasi terkait Indonesia," tandasnya.
Ia meyakini, guru bisa menjadi agen perubahan untuk menarasikan Indonesia, baik dari segi sejarah di masa lampau, maupun potensinya di masa depan.
Namun, sayangnya, banyak guru yang belum tergerak untuk melakukannya dan sebatas mengajar selaras kontekstual kurikulum, bahkan terjebak pada urusan-urusan administrasi.
"Padahal, kita harus menemukan kembali Indonesia. Memang, secara fisik tidak hilang. Tapi, reputasinya di kancah internasional, Indonesia sekarang tidak terlalu banyak dibicarakan," cetusnya.
"Maka, kita harus membangun sebuah narasi, dengan menguak kembali sejarah masa lampau, pada era-era kejayaan Sriwijaya, Majapahit, atau Mataram Kuno," urai akademisi UGM tersebut.
Baca juga: Belum Ada Temuan Kasus Japanese Encephalitis di Kota Yogyakarta
Rizal pun berharap, apa yang didapat para guru dari kegiatan Ng(K)aji Pendidikan ini, bisa digetoktularkan pada sejawatnya di daerah masing-masing.
Sehingga, semakin banyak tenaga pengajar yang tergerak untuk membangun optimisme terkait Indonesia di masa depan, kepada anak didiknya.
"Ini penting untuk ditekankan kepada anak-anak, untuk menggelorakan rasa cinta dan rasa memiliki terhadap Indonesia," ungkapnya.
Salah satu guru dari Tangerang Selatan yang ambil bagian dalam Ng(K)aji Pendidikan, Wiwik Budiarsih, berujar, bahwa guru tidak boleh hanya memberikan materi hafalan semata.
Menurutnya, pembahasan-pembahasan tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi guru, supaya mampu menjadi pengajar yang seutuhnya.
"Kalau sebatas konten, di pelajaran sejarah sudah ada. Tapi, bagaimana kita membuat anak-anak itu jadi bangga sama negaranya dan berpikir kritis," pungkasnya. (*)
Kabar Gembira, Tunjangan Profesi Guru Non-PNS di Kemenag Naik jadi Rp 2 Juta Per Bulan |
![]() |
---|
Pertimbangan SItuasi dan Kondisi Jogja, Gelaran Pasar Kangen Resmi Ditunda |
![]() |
---|
Merekam Jejak dan Merawat Ingatan Lewat Pameran Fotografi 'Rana Budaya 3: Still Culture' |
![]() |
---|
Pemkab Bantul Tengah Proses Oknum Guru PPPK yang Lakukan Tindak Pencabulan |
![]() |
---|
Obat Cacing Diburu: Anjuran Konsumsi Obat Menurut Guru Farmasi UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.