Seorang Turis Asal Eropa Terpapar Mpox Saat Berkunjung ke Thailand, Langsung Dikarantina

Seorang warga Eropa yang tengah melakukan perjalanan ke Thailand diduga terpapar Mpox varian baru yang lebih berbahaya

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
straitstime.com
Inilah Gejala dan Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet, Virus yang Sedang Menghebohkan Singapura 

TRIBUNJOGJA.COM, BANGKOK - Seorang warga Eropa yang tengah melakukan perjalanan ke Thailand diduga terpapar Mpox varian baru yang lebih berbahaya.

Kasus Mpox di Thailand ini merupakan yang pertama.

Saat ini, pasien itu dikarantina di rumah sakit.

Hasil dari pelacakan, pasien yang tidak disebutkan namanya itu sebelumnya baru saja pergi ke salah satu negara di Afrika.

Kemudian yang bersangkutan langsung terbang ke Thailand.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Departemen Pengendalian Penyakit Kerajaan Thailand, Thongchai Keeratihattayakorn mengatakan pasien yang dikarantina tersebut sebelumnya pergi ke Afrika.

Saat ini pemerintah Thailand tengah melakukan uji laboratorium untuk mengkonfirmasi varian virus tersebut.

Namun, para pejabat Thailand telah meyakini virus tersebut berasal dari Clade 1. 

“Kami telah melakukan tes dan mereka pasti mengidap mpox dan jelas bukan Clade 2. Kami yakin orang tersebut mengidap varian Clade 1, tetapi kami harus menunggu hasil akhir di laboratorium selama dua hari lagi," jelas Thongchai kepada AFP.

Baca juga: Sebaran Kasus Mpox di Indonesia, Wilayah Mana yang Paling Banyak?

Saat ini kasus Mpox memang tengah menjadi perhatian luas di seluruh dunia.

Sebab, kasus ini melonjak drastis di Afrika dengan tingkat kematian cukup tinggi.

Wabah telah dilaporkan terjadi di Republik Demokratik Kongo, Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda sejak bulan Juli. 

Penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh hewan yang terinfeksi tetapi bisa ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat ini menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit seperti bisul.

Meskipun mpox telah dikenal selama beberapa dekade, varian baru yang lebih mematikan dan lebih mudah menular -yang dikenal sebagai Clade 1b- telah mendorong lonjakan kasus baru-baru ini.  

Menurut WHO, Clade 1b menyebabkan kematian pada sekitar 3,6 persen kasus, dengan anak-anak lebih berisiko.

Virus yang sebelumnya disebut monkey pox ini ditemukan pada 1958 di Denmark, pada monyet-monyet yang dipelihara untuk penelitian.

Kongo telah melaporkan lebih dari 16.000 kasus dan 500 kematian tahun ini.  Pada tanggal 15 Agustus, Swedia melaporkan kasus Clade 1 pertama yang dikonfirmasi di luar Afrika. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved