API DIY Sebut Pilkada Serentak 2024 Tak Berpengaruh Signifikan Pada Industri Pertekstilan DIY

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kampanye saat ini dilakukan dengan media sosial.

Grafis TribunAmbon.com / Alghazali
Ilustrasi Pilkada Serentak 2024 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penyelenggaraan Pilkada serentak 2024 kurang memberikan dampak signifikan pada industri pertekstilan di DIY.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY, Timotius Apriyanto.

Menurut dia, transformasi digital membuat gaya kampanye saat ini berubah.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kampanye saat ini dilakukan dengan media sosial.

Sementara penyelenggaraan kampanye langsung lebih terbatas.

“Kalau tahun-tahun sebelumnya memang berdampak. Tetapi kan sekarang lebih banyak menggunakan media sosial ya. Kampanye langsung dengan membagikan kaus sekarang berubah menggunakan media sosial. Sehingga multiplier efeknya tidak terlalu besar,” katanya, Minggu (18/08/2024).

Ia mengungkapkan pada gelaran Pilpres dan Pileg Februari 2024 lalu juga tidak berdampak signifikan pada industri pertekstilan di DIY.

Bahkan persentasenya kurang dari 10 persen dari total permintaan industri pertekstilan.

“Seperti Pilpres dan Pileg kemarin, sangat kecil. Karena sudah di-drop dari pusat. Kurang dari 10 persen. Ya karena sekarang berubah ke media sosial itu,” ungkapnya.

Baca juga: Pilkada Serentak Berikan Katalis Positif Bagi Perekonomian

Ia menyebut dampak penyelenggaraan Pilkada belum dirasakan secara langsung. Saat ini, pengusaha menunggu pemerintahan baru. 

“Kalau pengusaha itu kan butuh kepastian. Kami melihat pengaruh global dan pengaruh domestik. Saat ini masih spekulasi kepastian kebijakan, kepastian birokrasi yang lebih ramping, birokrasi yang berpihak kepada investor. Kebijakan pro investor ini yang penting,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY, Irfan Noor Riza menyebut Pilkada serentak akan beriringan dengan aktivitas ekonomi.

Peningkatan aktivitas ekonomi saat Pilkada karena adanya pengerahan massa. 

“Dan tentunya ada perputaran uang, karena Pilkada berpotensi menaikkan konsumsi. Nah, seharusnya hal ini akan memberikan katalis positif bagi perekonomian,” terangnya.

“Pengeluaran yang tentunya cukup besar untuk Pilkada membuat industri keuangan akan meningkat untuk sementara waktu dan hal ini tentunya akan menggerakkan roda perekonomian,” lanjutnya.

Sektor-sektor terkait kebutuhan Pilkada akan ikut terdorong, seperti barang-barang konsumer, iklan, telekomunikasi dan perbankan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved