Kronologi Penemuan Mayat Wanita di Dalam Koper di Pangkep, Rambut Korban Terjepit Resleting

Sesosok mayat perempuan paruh baya ditemukan di dalam sebuah koper berwarna merah di dekat tumpukan kayu

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Kolase Tribunnews.com
(Kiri) Foto korban semasa hidup dan (Kanan) Penampakan koper yang di dalamnya terdapat mayat wanita di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. 

TRIBUNJOGJA.COM, PANGKEP - Sesosok mayat perempuan paruh baya ditemukan di dalam sebuah koper berwarna merah di dekat tumpukan kayu tak jauh dari kamar kosnya di Jalan Pelelangan, Jagong, Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan pada Minggu 11 Agustus 2024 sekitar pukul 16.00 Wita.

Korban bernama Ramlah (47) pertama kali ditemukan oleh anaknya yang bernama Caya.

Saat itu saksi mencari keberadaan korban karena sudah dua hari tidak bisa dihubungi.

Korban diketahui merupakan warga Tolo Toa, Kabupaten Jeneponto yang sudah merantau ke Pangkep selama belasan tahun.

Caya yang merasa janggal dengan keberadaan ibunya kemudian memutuskan untuk mencarinya dengan datang ke kosan ibuknya di Pangkep.

Saat itu Caya tiba di kosan ibunya sekitar pukul 16.00 WIB.

Namun sesampai di kosan ibunya, Caya tidak melihat keberadaan Ramlah.

Awalnya, Caya tidak menaruh curiga soal keberadaan ibunya.

Setelah tak menemukan ibunya di kos, Caya kemudian mencari ke sekeliling kos karena Ramlah selama ini berprofesi sebagai pedagang keliling.

Namun usaha Caya mencari ibunya tak membuahkan hasil.

Saksi kemudian melihat sebuah koper warna merah yang dikerubuti lalat dan mengeluarkan darah.

Koper itu tergeletak di dekat tumpukan kayu.

Caya yang curiga kemudian mendekati dan membuka koper itu.

Betapa terkejutnya, ia menemukan mayat ibunya dalam koper.

Caya kemudian melaporkan kejadian ke warga setempat untuk diteruskan ke polisi.

Baca juga: Pelaku Penembakan di Wedi Klaten Ternyata DPO Kasus Pembacokan, Ini Keterangan Polisi

Dikutip dari Tribun Pangkep, Caya mengaku sang ibu sudah merantau selama 15 tahun terakhir.

Menurutnya, ibunya selalu berpindah-pindah dan terakhir kos di Jalan Pelelangan, Jagong, Pangkajene.

“Merantau sejak 15 tahun lalu, berpindah-pindah,” ujarnya seperti yang dikutip dari Tribun Pangkep.

Menurut Caya, dirinya berkomunikasi dengan sang ibu dua hari sebelum ditemukan tewas.

Namun dua hari terakhir, nomor telepon sang ibu tidak bisa dihubungi sehingga membuatnya khawatir.

Caya akhirnya memutuskan untuk pergi ke Pangkep guna menengok sang ibu.

Namun setelah sampai di kos, ternyata ibunya tidak ada dan mencari ke sekeliling tempat kos yang ditinggali Ramlah.

Saat berkeliling, dia melihat sebuah koper merah yang berlumuran darah dan dikerumuni lalat.

“Saya lihat sepertinya darah dan juga ada rambut pada resleting koper,” tutupnya, dikutip dari TribunPangkep.com.

Sementara itu  Kasat Reskrim Polres Pangkep, AKP Prawira Wardany, menjelaskan pihaknya sudah mendalami kasus penemuan mayat wanita dalam koper.

Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan sejumlah saksi.

AKP Prawira memastikan, Ramlah adalah korban pembunuhan.

“Sudah dipastikan ini adalah pembunuhan,” ujarnya.

AKP Prawira belum bisa memberikan keterangan lebih banyak terkait kasus ini.

Ia menegaskan, pihaknya masih bekerja.

“Sementara kita dalami,” tutup dia, dikutip dari TribunPangkep.com. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved