Kisah Inspiratif
Berobat yang Tepat, Jiwa Kembali Sehat
Pemerintah Kabupaten Sleman, sejak dua tahun lalu, telah berkomitmen agar program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bisa diwujudkan bagi seluruh warga
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Apalagi, layanan BPJS Kesehatan terhadap penyintas ODDP bukan hanya akses dokter jiwa dan obat-obatannya, tetapi juga konsultasi psikolog di Puskemas. B
ekti bercerita, dirinya pernah mendampingi siswa SMP yang secara akademik adalah murid berprestasi tetapi mengalami depresi.
Ketika kambuh remaja putri tersebut berteriak-teriak. Ia dampingi agar keluarganya memahami kondisi penyintas dan akhirnya mendapatkan penanganan yang tepat.
"Kasus ODDP yang ingin bunuh diri juga ada. Minum parasetamol satu tablet. Saya dampingi hingga ke rumah sakit," kata dia.
Pendampingan tepat, dukungan dari keluarga dan akses pengobatan memadai serta penerimaan lingkungan membuat sejumlah penyintas ODDP di Kalurahan Margoluwih kini berangsur pulih.
Pulih
Endang tersenyum ramah. Ia menyambut kedatangan saya dengan bibir menyungging senyum ketika singgah di rumahnya di Kalurahan Margoluwih, Kabupaten Sleman.
Endang adalah satu dari sekian pasien yang turut didampingi Bekti. Perempuan berkerudung biru toska itu adalah penyintas disabilitas psikososial. Keramahan dan sikapnya, terlihat serupa perempuan normal pada umumnya.
Endang kini berusia 53 tahun. Ia menjadi penyintas ODDP dengan diagnosa awal depresi sejak tahun 1992 atau ketika berusia 22 tahun.
Penyakit gangguan mental itu mulai dirasakan ketika dirinya bekerja di Bekasi. Ia merasakan badannya tidak bisa tidur dan terus menerus gelisah, mondar-mandir.
Singkat cerita, Ia dibawa pulang keluarga dan berobat di RS Jiwa Grhasia Yogyakarta. Ia adalah pasien yang merasakan kemudahan layanan berobat.
Setiap hari, Ia harus mengonsumsi beragam obat yang diresepkan dokter.
Seiring dengan proses pemulihan yang berjalan baik, didukung peran suami yang memposisikan sebagai caregiver, kini Endang berangsur pulih dan tinggal mengonsumsi obat setengah tablet tiap malam.
"Kalau tidak minum obat, kambuh lagi. Saya pernah merasa sehat, tidak minum obat dan kambuh lagi," katanya.
Endang cukup beruntung. Ia berada di lingkungan yang tepat. Tidak adanya stigma dan penerimaan lingkungan yang baik, dapat membantu mempercepat proses pemulihan. Didukung akses layanan pengobatan yang memadai.
Baca Buku Bonus Sayur, Cara Karang Taruna Margoyoso Magelang Kerek Minat Baca |
![]() |
---|
Cerita Anak Bintara Brimob Polda DIY Raih Adhi Makayasa AAU 2025 |
![]() |
---|
Cerita Juara 1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Jenjang SMP 2025, Kampanye Soal Ini |
![]() |
---|
Dari Enceng Gondok Jadi Peluang Kerja: Cerita Aiptu Sukirja Rintis Usaha Kerajinan |
![]() |
---|
Kisah Percetakan di Kulon Progo Cetak hingga 10 Juta Amplop Saat Lebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.