DIY Catatkan Pertumbuhan Ekonomi Kuat, Didorong Permintaan Domestik dan Kunjungan Wisata

Diproyeksikan, pertumbuhan ekonomi DIY akan tetap berada pada kisaran 4,8-5,6 persen di tahun 2024. 

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Ilustrasi : Wisatawan menggunakan jasa becak motor di kawasan Titik Nol Kilometer, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menunjukkan kinerja yang positif, didorong oleh kuatnya permintaan domestik dan peningkatan kunjungan wisatawan

Diproyeksikan, pertumbuhan ekonomi DIY akan tetap berada pada kisaran 4,8-5,6 persen di tahun 2024. 

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, menyampaikan apresiasi atas kerjasama yang baik dengan Bank Indonesia dalam membangun perekonomian DIY. 

Sultan menekankan pentingnya memperhatikan baik aspek makro maupun mikro ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. 

"Di dalam perkembangan ekonomi yang ada di DIY, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Karena selama ini Bank Indonesia serius untuk bekerja sama dalam upaya kita membangun perekonomian di DIY," ungkap Sri Sultan HB X saat Rapat Internal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, pada Senin (29/7/2024). 

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Ibrahim menyampaikan, perekonomian DIY triwulan I 2024 tumbuh 5,02 persen (yoy). 

Hal ini lebih tinggi dibandingkan capain pada triwulan IV 2023 yang sebesar 4,86 persen (yoy) dan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di pulau jawa. 

"Beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DIY triwulan 1 2024 diantaranya adalah permintaan masyarakat yang meningkat di momen bulan Ramadhan. Kemudian juga pergeseran waktu pemberian THR kepada ASN/TNI/Polri/Pensiunan yang cair pada triwulan I 2024 dari tahun sebelumnya yang dilakukan pada triwulan II 2023, serta pelaksanaan kegiatan rangkaian Pemilu," kata Ibrahim. 

Baca juga: Mayoritas Warga Muhammadiyah di Kota Yogya Disebut Tolak Konsesi Tambang: Biasanya Jadi Kuthuk

Terkait dengan sektor unggulan perekonomian DIY, Ibrahim menyebut struktur ekonomi DIY cenderung tidak mengalami banyak perubahan selama 10 tahun terakhir. 

Berdasarkan lapangan usaha, ekonomi DIY didominasi oleh Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar 11,81 persen. 

Demikian pula LU Industri Pengolahan LU Pertanian juga menjadi penyumbang kedua terbesar dalam ekonomi DIY. 

Komoditas unggulan pertanian DIY antara lain padi, aneka cabai, bawang merah, dan jagung. 

Kemudian, Ibrahim menyampaikan, masih adanya beberapa tantangan terkait dengan ketimpangan antar kabupaten kota. 

Diperlukan fokus pengembangan ekonomi yang lebih merata untuk meningkatkan PDRB per kapita di daerah yang saat ini tertinggal, sambil mendorong pertumbuhan di daerah yang sudah maju. 

"Terdapat ketimpangan ekonomi di DIY, dengan Kota Yogyakarta dan Sleman memiliki PDRB per kapita yang tinggi tetapi pertumbuhan yang lebih lambat, sementara daerah seperti Gunungkidul dan Kulon Progo menunjukkan potensi perkembangan dengan pertumbuhan PDRB yang tinggi meskipun PDRB per kapita mereka lebih rendah," kata Ibrahim. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved