Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri

Abu Fatih Dipanggil Abdullah Sungkar, Diminta Pimpin JI Wilayah Jawa

Sosok Abu Fatih alias Abdullah Anshori terlihat sangat dihormati di kalangan tokoh-tokoh utama eks Jamaah Islamiyah

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribunnews/Sigit Ariyanto
Abu Fatih alias Abdullah Anshori, eks Ketua Mantiqiyah II Jamaah Islamiyah. 

Abu Fatih lalu pulang ke Jawa, melaksanakan tugas memimpin Mantiqiyah II Jamaah Islamiyah. Ia lantas pergi ke Sulawesi Selatan mencari informasi ke akar rumput.

Sulawesi Selatan di masa lalu pernah menjadi basis perlawanan DI/TII di bawah pimpinan Kahar Muzzakar.

Jaringan kadernya cukup kuat. Tapi di berbagai tempat yang dikunjungi, Abu Fatih mendapatkan jawaban sebaliknya.

Situasi di Sulawesi Selatan sangat tidak mendukung jika didatangi ribuan mujahidin dari Afghanistan berikut persenjataan mereka.

Sulawesi Selatan bukan sedang berperang atau bukan wlayah perang. Abu Fatih lantas kembali, dan kemudian memberi jawaban akhir ke Abdullah Sungkar.

Intinya, tawaran Syekh Usamah bin Ladin tidak  mungkin diterima karena situasi dan lingkungan di Indonesia tidak memungkinkan.

Menurut Abu Fatih, paket bantuan besar Syekh Usamah bin Laden kemudian dialihkan ke medan konflik Bosnia Herzegovina.

Ditanya bagaimana reaksi Abdullah Sungkar saat itu, Abu Fatih mengatakan Abdullah Sungkar bersikap biasa-biasa saja.

Sesudah itu, Abu Fatih melanjutkan aktivitas gerakan JI di wilayahnya sbagai Ketua Mantiqi II. Wilayahnya meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, NTB, NTT.

Pada 1999 Abdullah Sungkar yang pulang dari Malaysia, tak lama kemudian wafat di Bogor, Jawa Barat.

Abu Fatih turut jadi saksi bagaimana pemimpin JI itu mendadak meninggal dalam posisi sedang istirahat.

Dinamika internal JI terjadi menyusul kematian Abdullah Sungkar. Ustad Abdus Somad alias Abu Bakar Baasyir konon menggantikan posisi almarhum sebagai Amir JI.

Belakangan Abu Bakar Baasyir malah tiba-tiba mendirikan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan jadi pemimpinnya.

Abu Fatih mengakhiri tugasnya sebagai Ketua Mantiqiyah II pada 2001. Ia digantikan Nuaim alias Abu Irsyad. “Sejak 2001 saya sudah tidak tahu apa-apa lagi mengenai kegiatan jamaah ini,” kata Abu Fatih.

Ia berdiam diri, menjaga jarak di luar gerakan, sampai suatu ketika yang ia tidak ingat lagi kapan persisnya, didatangi aparat Densus 88 Antiteror Polri.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved