Lestarikan Pemberian Keraton Ngayogyakarta, Pemkab Bantul Lakukan Jamasan Pusaka Kyai Agnya Murni

Sejumlah 17 pusaka dari seluruh kapanewon se-Kabupaten Bantul turut dilakukan jamasan di Kabupaten Bantul.

Tribun Jogja/ Neti Istimewa Rukmana
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, bersama abdi dalem mengikuti prosesi jamasan Pusaka Kyai Agnya Murni, di rumah dinas Bupati Bantul, Selasa (16/7/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul melakukan prosesi jamasan atau siraman pusaka Kyai Agnya Murni di rumah dinas Bupati Bantul, Selasa (16/7/2024).

"Jadi, pusaka Kyai Agnya Murni beserta lima pusaka pendampingannya berupa tombak juga dilakukan jamasan pada kali ini," ucap Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul, Yanatun Yunadiana, kepada awak media.

Tidak hanya itu, sejumlah 17 pusaka dari seluruh kapanewon se-Kabupaten Bantul turut dilakukan jamasan di Kabupaten Bantul.

Yanatun mengatakan jamasan pusaka sudah menjadi tradisi rutin yang dilakukan pada setiap tahunnya.

Apalagi, jamasan untuk pusaka Kyai Agnya Murni yang didapatkan dari Keraton Ngayogyakarta yakni Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X pada tahun 2000 lalu, juga terus dilakukan jamasan pada setiap tahunnya.

Pasalnya, pusaka itu didapatkan saat Peringatan Hari Jadi ke-169 Kabupaten Bantul tanggal 20 Juli 2000 lalu.

"Jadi itu harus kita bersihkan dan kita sirami agar terawat dengan bersih dan tetap terjaga dengan baik," ucap dia.

Baca juga: Polres Bantul Tindak 209 Pelanggar Lalu Lintas di Hari Pertama Pelaksanaan Operasi Patuh Progo 2024

Lalu, pelaksanaannya selalu dilakukan pada bulan Sura setelah proses siraman atau jamasan pusaka di Keraton Ngayogyakarta dilaksanakan.

Namun, saat ini siraman pusaka belum bisa diikuti oleh masyarakat Kabupaten Bantul.

Meski demikian, pihaknya berencana pada tahun depan, pelaksanaan siraman pusaka bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat Bantul.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan pusaka Kyai Agnya Murni dari Keraton Ngayogyakarta itu menjadi pusaka resmi milik Pemkab Bantul yang selama ini tersimpan di rumah dinas Bupati Bantul.

"Agya Murni sendiri adalah nama paringan Ngarsa Dalem yang mana Agya itu berarti pemerintahan dan Murni berarti bersih dan suci," jelasnya.

Namun, jika diartikan dalam bahasa sekarang, Agya Murni dapat dimaknai bahwa pemerintahan yang bersih dan akuntabel, serta pemerintahan yang dapat mempertanggungjawabkan baik secara hukum maupun sosial.

"Nah, karenanya siraman ini mengandung makna bahwa setiap tahun komitmen itu harus senantiasa kita pembaharui seiring mengiringi perjalanan Pemkab Bantul yang setiap tahun bertambah umur," tutupnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved