Pembatasan BBM Bersubsidi
Sejumlah Masyarakat Bantul Keberatan dengan Rencana Pembatasan BBM Subsidi
Kebanyakan masyarakat khusunya dari kalangan ekonomi menengah ke bawah di Kabupaten Bantul kerap mengandalkan BBM subsidi untuk keperluan operasional.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Baru-baru ini, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengungkapkan bahwa pemerintah bakal membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi mulai 17 Agustus 2024.
Rupanya, pernyataan itu menuai ragam respon dari masyarakat.
Pasalnya, saat ini, kebanyakan masyarakat khusunya dari kalangan ekonomi menengah ke bawah di Kabupaten Bantul kerap mengandalkan BBM subsidi yakni pertalite untuk keperluan operasional pulang pergi kerja.
"Biasanya kalo kerja itu saya bawa sepeda motor dan itu saya isi dengan BBM pertalite. Biasanya, untuk keperluan pulang pergi kerja aja dalam dua hari bisa sekitar dua liter atau Rp20.000," kata Agus Suwal (41), warga Kalurahan Tirtomulyo. Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Jumat (12/7/2024).
Dirinya pun mengkhawatirkan, apabila stok penggunaan BBM pertalite dibatasi oleh pemerintah, maka akan berimbas kepada antrean kendaraan yang mengular di SPBU.
Padahal, lanjutnya, pada saat ini, di beberapa SPBU yang kerap menjadi langganan untuk mengisi BBM kendaraanya juga kerap ditemukan antrean panjang.
Apalagi saat momen pulang dan pergi kerja.
"Sekarang saja sudah banyak yang antre untuk beli pertalite di setiap SPBU. Nah, kalau pemerintah membatasi penggunaan BBM pertalite nanti antrean itu bisa lebih parah kan?" tutur dia.
Sebenarnya, dirinya juga ingin memberli BBM non subsidi atau pertamax. Akan tetapi, harga jual yang tinggi membuat dirinya untuk enggan mengisi sepeda motornya dengan BBM pertamax.
"Pertamax itu kan harganya mahal. Kalau setiap hari beli itu untuk isi kendaraan ya bisa boncos," ucap dia.
Senada, Agus Ratmantara (41), warga Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, juga merasa kecewa dengan putusan dari pemerintah.
Apalagi, gajinya yang bukan berasal dari pegawai negeri cukup memberatkan untuk beralih menggunakan BBM pertalite.
"Saya bukan PNS, hanya seorang pekerja biasa. Jadi agak berat lah kalau tadinya pakai BBM pertalite jadi beli pertamax," tutup dia.( Tribunjogja.com )
Pembatasan Subsidi BBM, Pakar UGM: Mekanismenya Perlu Diperjelas Biar Petugas SPBU Tidak Repot |
![]() |
---|
Tanggapan Masyarakat Yogyakarta Soal Pembatasan Pertalite |
![]() |
---|
Keluh Kesah Pengemudi Betor dan Karyawan Swasta di Jogja Soal Rencana Pembatasan BBM Subsidi |
![]() |
---|
Rencana Kenaikan Dua Jenis Harga BBM Dibatalkan |
![]() |
---|
Pengusaha SPBU Lebih Setuju Pemerintah Naikkan Harga BBM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.