Wisatawan Diminta Tidak Berenang di Pantai Selatan, Bahaya Palung Pasir dan Ubur-ubur Mengintai

Peringatan ini disampaikan terkait bahaya palung pasir dan ubur-ubur yang mengancam keselamatan pengunjung.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ Dok. SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah III
Potret ubur-ubur blue bottle yang kerap muncul di Pantai Parangtritis. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad, mengimbau wisatawan dan warga lokal untuk tidak berenang di Pantai Selatan.

Peringatan ini disampaikan terkait bahaya palung pasir dan ubur-ubur yang mengancam keselamatan pengunjung.

Noviar menjelaskan bahwa Pantai Selatan memiliki karakteristik yang berbeda dengan Pantai Utara.

Di beberapa area, terutama di Pantai Parangtritis, terdapat palung pasir yang tersembunyi di bawah permukaan air. 

Hal ini dipadukan dengan gelombang tinggi dan cuaca yang tidak menentu, menjadi faktor utama risiko kecelakaan laut di Pantai Selatan. 

"Kami mengimbau wisatawan untuk mematuhi petugas, memperhatikan rambu-rambu yang sudah ditanam di sana, gelombang pantai serta cuaca yang tak menentu. Sekali lagi jangan tertipu dengan kondisi yang tenang di Pantai Selatan. Justru kalau gelombangnya tenang justru di bawahnya ada palung. Kita harus bisa berwisata dengan aman, utamanya memperhatikan keselamatan masing-masing," tutur Noviar. 

Tak hanya harus memperhatikan imbauan para petugas yang berada disana, Noviar mengatakan bahwa rambu-rambu peringatan pun telah dipasang.

Apabila ada palung, pihaknya sebetulnya sudah memancang tiang bendera merah, artinya tidak boleh berenang di area tersebut. 

Sebab itu, wisatawan diharapkan memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu yang telah dipasang supaya kejadian kecelakaan laut yang baru-baru ini terjadi hingga menimbulkan korban jiwa tidak dialami wisatawan lainnya. 

"Selain memasang bendera merah, kami juga memasang papan - papan peringatan atau larangan. Sebenarnya, kami juga cukup kesulitan akan karakter Pantai Selatan yang disamakan dengan pantai-pantai lain. Belum lagi, pihaknya minim petugas yang tidak bisa menempati setiap meter, seperti kejadian kecelakaan laut kemarin yang jaraknya satu kilometer dari pos pantau," ungkap Noviar. 

Baca juga: KRONOLOGI Dua Wisatawan Meninggal Usai Terseret Ombak di Pantai Parangtritis Bantul

Selain itu, Noviar yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY menyatakan melalui Satlinmas Rescue Istimewa DIY senantiasa melakukan penjagaan secara ketat di pos pantau agar para pengunjung untuk tidak terlalu jauh sampai ke tengah pantai. 

Pos-pos pantau tersebut ditunggu oleh petugas yang bisa langsung melakukan penyelamatan apabila ada kejadian. 

Pihaknya pun melakukan imbauan kepada para pengunjung melalui media sosial untuk memperhatikan imbauan petugas.

Apalagi saat ini baru musim ubur-ubur biru yang sudah menyengat 300-an korban di Pantai Parangtritis. 

Ubur-ubur di Pantai Selatan ini juga agak beda dengan ubur-ubur yang diketahui masyarakat secara umum. 

Ubur-ubur tersebut berbentuk gel berwarna biru jika ada di pantai jangan dipegang. Jika dipegang panas bisanya sampai ke jantung.

"Dengan berbagai potensi dan kondisi pantai Selatan yamg beda inilah, maka tolong patuhi semua himbauan yang ada. Sangat penting pula bagaimana masing-masing pengunjung itu menjaga keselamatan diri terlebih dahulu dengan memperhatikan himbauan para petugas dan mematuhi rambu-rambu peringatan yang ada," tandas Noviar. 

Khusus pantai Parangtritis dan pantai Depok, sebanyak 69 petugas yang siaga 24 jam selama hari libur sedangkan hari biasa dengan sistem shift karena pengunjung tidak terlalu ramai. 

Jumlah total pos pantau yaitu 7 pos induk korwil dan 1 kantor operasi dengan 17 pos pantau pembantu. 

Setiap pos pantau dilengkapi dengan peralatan keselamatan mulai dari jaket pelampung, tali, papan surfing, jet ski, perahu, ambulan serta obat-obatan. 

Sesuai SOP yang berlaku setiap pos disiapkan untuk pertolongan pertama sementara tindak lanjut penanganan dievakuasi ke rumah sakit terdekat.

Ada pula pengawasan dari Basarnas, TNI Angkatan Laut dan beberapa relawan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved