Yogyakarta Masih Darurat Sampah, 5.000 Ton Timbunan Sampah Belum Semuanya Terangkut ke TPA Piyungan

Ribuan ton sampah masih menumpuk dan belum terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan. 

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Sekda DIY, Beny Suharsono, saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Selasa (2/7/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kota Yogyakarta masih dihadapkan pada krisis sampah.

Ribuan ton sampah masih menumpuk dan belum terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Beny Suharsono, mengungkapkan bahwa timbunan sampah di wilayah tersebut mencapai 5.000 ton.

Upaya pengangkutan terhambat karena beberapa depo sampah belum dikosongkan.

"Paling konkret kita membaca kalau 614 (ton sampah) saya angkut beberapa kali angkut akan selesai, ternyata kan di depo menggoyang saya tidak artinya separuh terangkat saja tidak," ungkap Beny. 

Beny mencontohkan upaya pengosongan depo di Mandala Krida yang belum diikuti oleh depo-depo lain.

Hal ini menyulitkan perhitungan waktu pengangkutan dan penanganan sampah secara keseluruhan.

"Kemarin coba kita kosongkan (Mandala Krida) tetapi depo lain kan belum," ujarnya. 

Baca juga: Ribuan Ton Sampah di Kota Yogya Belum Terangkut, Bakal Dibuang ke TPA Piyungan Minggu Depan

Penanganan sampah di Kota Yogyakarta dibagi menjadi beberapa fase, yaitu darurat, jangka pendek, menengah, dan panjang. 

Beny optimis bahwa dengan pengosongan depo, perhitungan waktu pengangkutan dan penanganan sampah dapat dilakukan dengan lebih efektif. 

"Kita bisa berhitung kalau depo bisa terkunci betul seperti kemarin itu berapa hari, kalau ketemu berapa hari kita bisa menata akselerasi untuk mengolah sampah," tutur dia. 

Ia berharap kondisi darurat dapat segera diatasi dan dilanjutkan dengan penanganan jangka pendek. Alat-alat di TPST 3R serta sarana dan prasarana yang sudah tersedia diharapkan dapat segera dioperasikan. 

"Rentan waktu setengah bulan cukup karena alatnya sudah ada, anggarannya sudah ada. Perlu dialog dengan warga,kompromi dengan warga sekitar situ untuk sosialisasi," ucap dia. 

Langkah selanjutnya adalah transisi ke jangka menengah dengan membangun pabrik pengolahan sampah

"Jangka pendek menuju menengah sudah dimulai kemarin pak Gubernur sudah melaunching (pembangunan TPST Bawuran). Jangka panjang kita ingatkan Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo agar mulai mengolah sampah," kata dia. 

Sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan, mengingat masih terdapat dinamika dan penolakan di beberapa lokasi selama masa darurat sampah ini. 

"Ada dinamika di lapangan demo penolakan ada 3 hal yang dimintakan salah satunya adalah tidak meneruskan membuang sampah terutama kota kesana," ujar Beny. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved