Syukuran Berhasil Olah Sampah Mandiri, Warga Bangunrejo Gelar Merti Kampung

Pengolahan sampah di RW 13 Bangunrejo, sudah dimulai sejak Pemkot Yogyakarta menggalakkan bank sampah.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Antusiasme warga Bangunrejo Kota Yogyakarta mengikuti kegiatan merti kampung, Minggu (30/6/2024). 

TRIBUNJOGJA.CO, YOGYA - Masalah sampah dewasa ini masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan di Kota Yogyakarta. 

Namun, dengan mengandalkan kreativitas dan keuletan warga, Kampung Bangunrejo, Kelurahan Kricak, Kemantren Tegalrejo, berhasil melangsungkan pengolahan sampah mandiri.

Mereka sukses mengolah sampah dengan insinerator atau mesin pembakar sampah, serta memilahnya di bank sampah, hingga meraih juara dua lomba ecoprint tingkat Kota Yogya. 

Atas kebersihasilan tersebut, warga pun menggelar merti kampung, Minggu (30/6/2024), dengan menampilkan potensi kesenian, serta memperebutkan dua gunungan lanang dan wadon.

"Ini sebagai ungkapan rasa syukur kami, karena hampir semua wilayah di Kota Yogya mengalami persoalan sampah. Sementara, di wilayah kami, Alhamdulillah, sudah terselesaikan,” kata Ketua RW 13 Bangunrejo, Haryanto.

Ia mengungkapkan, pengolahan sampah di RW 13 Bangunrejo, sudah dimulai sejak Pemkot Yogyakarta menggalakkan bank sampah.

Baca juga: Ribuan Ton Sampah di Kota Yogya Belum Terangkut, Bakal Dibuang ke TPA Piyungan Minggu Depan

Sejak kisaran tahun 2022, ketika TPA Piyungan mulai diberlakukan buka tutup, warga mulai gotong royong melangsungkan aktvitas bank sampah.

"Saat itu sudah mulai memilah sampah. Kemudian, harganya (hasil pemilihan) sempat drop. Akhirnya, warga swadaya untuk pengadaan insinerator atau alat pembakar sampah. Alhamdulillah, sampah non organik bisa kita kelola," cetusnya.

Kemudian, karena wilayahnya berada di pinggir Kali Winongo masih terdapat beberapa ruang kosong, pengolahan sampah organik pun bisa dilakukan. 

Ada beberapa metode yang dilakukan, mulai dari mengolah sampah organik dengan budidaya maggot, mengolah menjadi kompos, sampai untuk pakan ternak.

"Dalam merti kampung ini kami juga menyebarkan benih ikan malem dan wader, biar ekosistem sungai tetap alami. Warga kalau mau mancing tidak perlu jauh-jauh," cetusnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved