Berita Bisnis Terkini

Industri Pariwisata Meminta Ada Penambahan Kuota Solar di Yogyakarta, Begini Respon Pertamina

Beberapa pelaku industri wisata di Yogya mulai mengkhawatirkan pembatasan pembelian solar akan berdampak pada terganggunya mobilitas wisatawan.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Miftahul Huda
Suasana diskusi Hiswana Migas bersama Pertamina dan pelaku industri wisata soal kuota BBM subsidi, Kamis (13/6/2024) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Beberapa pelaku industri wisata di Yogyakarta mulai mengkhawatirkan pembatasan pembelian solar di Yogyakarta akan berdampak pada terganggunya mobilitas wisatawan.


Mereka mengklaim aturan pembatasan pembelian solar pada kendaraan angkutan dinilai berdampak signifikan terhadap aktivitas pariwisata diwilayah setempat. 


Pembatasan pembelian solar subsidi sudah dilakukan sejak 26 Desember 2022 lalu dibeberapa wilayah. 


Secara bertahap kabupaten dan kota yang menyepakati untuk ikut serta dalam program itu pun terus bertambah. 


Pembatasan pembelian solar subsidi sebagai bentuk subsidi BBM tepat sasaran diatur di Surat Keputusan (SK) BPH Migas No. 4/2022.


Yogyakarta sebagai kota pariwisata membutuhkan sektor transportasi yang sesuai kebutuhan masyarakat.


Namun adanya kebijakan pembatasan solar subsidi para pelaku industri pariwisata merasa cukup kesulitan dalam melayani tamu dan wisatawan saat berlibur.


"Maka kami ingin ada penambahan kuota solar untuk wilayah Jogja sehingga tamu bisa terlayani dengan baik," kata Wakil Ketua Organda DIY Wiwit Kurniawan mengatakan, dalam diskusi yang digelar Kamis (13/6/2024). 


Wiwit menyampaikan kuota harian pembelian solar subsidi untuk setiap kendaraan yang mencangkup kendaraan pribadi, kendaraan angkutan umum (angkot), dan kendaraan barang, antara lain maksimal 60 liter per hari untuk kendaraan pribadi roda empat; maksimal 80 liter per hari untuk kendaraan umum angkutan orang atau barang roda empat dan maksimal 200 liter per hari untuk kendaraan umum angkutan orang atau barang roda enam atau lebih.


"Padahal kebutuhan di sektor transportasi wisata itu cukup besar misalnya ketika ketika mau ke Borobudur dan Gunungkidul itu kan butuh bahan bakar banyak," jelas Wiwit. 


Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY Aryanto Sukoco, mengatakan pembatasan pembelian solar subsidi dikeluarkan oleh BPH Migas.


Pihaknya telah berdiskusi dengan pelaku industri wisata Yogyakarta dan akan mengusulkan adanya penambahan kuota solar untuk mendukung sektor wisata di kota ini. 


"Kami akan upayakan bertemu dengan Komisi 7 DPR RI dan BPH Migas akhir Juni ini dan minta agar ada kajian ulang untuk Jogja karena daerah wisata memang butuh solar yang cukup banyak," jelasnya. 


Aryanto menyatakan, pihaknya meminta adanya penamhahan kuota BBM bersubsidi di Yogyakarta sebesar 20 persen.


"Kami akan minta tambah 20 persen dari kuota yang ada tahun ini dan mudah-mudahan bisa dikover, karena mau tidak mau memang harus ada penambahan," jelasnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved