Kisah Inspiratif
Kisah Mahasiswa Doktoral UMY Asal Sudan, Ingin Pulang Bawa Nilai Perdamaian
Hussein Gibreel Musa Salih berhasil menyelesaikan studi Doktor-nya pada program S3-Manajemen dengan predikat Disertasi Terbaik.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Hussein Gibreel Musa Salih (34), mahasiswa doktoral Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi menyandang gelar doktor setelah prosesi wisuda sarjana dan pascasarjana di Gedung Sportorium UMY, Kamis (6/6/2024) lalu.
Lelaki asal Sudan ini berhasil menyelesaikan studi Doktor-nya pada program S3-Manajemen dengan predikat Disertasi Terbaik.
Meskipun tak mudah, ia merasa bangga telah berhasil melewati proses perkuliahan yang dijalaninya selama 4 tahun 3 bulan tersebut.
Berbekal ilmu yang telah didapatkannya selama masa perkuliahannya tersebut, Hussein pun memantapkan hatinya untuk melakukan penelitian terhadap salah satu warisan budaya yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah, yakni Prambanan dan Borobudur.
Dengan mengangkat judul Investigating the Antecedents and Consequences of Visiting Sustainable Destinations Intention: A Study of Heritage Sites in Central Java, Hussein menyoroti bagaimana upaya peningkatan pembangunan berkelanjutan di situs warisan budaya di Borobudur dan Prambanan.
Penelitiannya ini bertujuan untuk menemukan cara meningkatkan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di destinasi wisata tersebut, serta bagaimana menarik minat wisatawan asing untuk turut serta dalam proyek-proyek pelestarian dan pengelolaan situs-situs warisan budaya.
“Jadi gimana wisatawan asing menganggap itu (Borobudur dan Prambanan) sebagai destinasi yang harus dikunjungi berkali-kali, agar yang mengelola destinasi itu juga bisa membuat strategi-strategi baru yang bisa menarik wisatawan asing lebih banyak lagi,” jelasnya.
Sebagai scholarship hunter sejak SMA, lelaki yang akrab disapa Hussein itu mengaku senang bisa mengeyam pendidikan di UMY melalui program beasiswa untuk mahasiswa asing yang telah disediakan oleh UMY.
Ia telah mendaftar di berbagai negara, termasuk Turkey, Australia, Rumania, Indonesia dan beberapa kampus lainnya di dunia.
Namun ia hanya diterima di Rumania dan Indonesia. Setelah membandingkan antara Rumania dan Indonesia, Dia pun memilih Indonesia karena adanya beasiswa Full yang disediakan oleh UMY.
Beasiswa tersebut menanggung biaya kuliah, biaya hidup, akomodasi, kursus Bahasa Indonesia dan dana Kesehatan mahasiswa.
Ia pun mengaku, keputusannya untuk memilih UMY adalah karena hanya UMY satu-satunya universitas di Indonesia yang menggabungkan antara unggul dan Islami.
“Di UMY saya tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan yang unggul, tetapi juga memperoleh dasar-dasar moral dan etika yang dapat meningkatkan akhlak kita untuk bisa menjadi pribadi yang lebih Islami,” kata Hussein.
Meskipun demikian, dengan segala fasilitas yang ia dapatkan sebagai penerima beasiswa, perbedaan budaya antara Sudan dan Indonesia menjadi ujian yang tidak mudah bagi lelaki tersebut.
Baca Buku Bonus Sayur, Cara Karang Taruna Margoyoso Magelang Kerek Minat Baca |
![]() |
---|
Cerita Anak Bintara Brimob Polda DIY Raih Adhi Makayasa AAU 2025 |
![]() |
---|
Cerita Juara 1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Jenjang SMP 2025, Kampanye Soal Ini |
![]() |
---|
Dari Enceng Gondok Jadi Peluang Kerja: Cerita Aiptu Sukirja Rintis Usaha Kerajinan |
![]() |
---|
Kisah Percetakan di Kulon Progo Cetak hingga 10 Juta Amplop Saat Lebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.