Kunjungan Paus Fransiskus

Kisah Permen dari Paus Fransiskus untuk Bocah 6 Tahun Bernama Cia

Jophiella Gratia ‘Cia’ Deviyani, bocah 6 tahun asal Indonesia memiliki kesan mendalam ketika bertemu Paus Fransiskus.

|
Editor: ribut raharjo
Istimewa
Kisah Permen dari Paus Fransiskus untuk Bocah 6 Tahun Asal Indonesia Bernama Cia 

Jika ingin mendapat kesempatan bersalaman atau menyentuh paus, para peziarah harus bersabar menunggu ada tempat lowong ataupun bersabar untuk berdesak-desakan.

Paus Fransiskus sendiri selalu tersenyum menyalami satu-satu peziarah. Tak luput, hal yang sama dilakukan Cia dan Mamanya. Cia memanggil sang ibu dengan sebutan Mama.

Dan tibalah giliran Cia. Ia berjuang untuk mendapatkan perhatian. Dengan kaki dan tubuhnya dipegangi sang Mama, Cia mencoba menarik perhatian Paus Fransiskus. Cukup dekat jaraknya. Hanya satu meter. Meski dekat, Cia tetap harus bersabar menunggu giliran.

Kisah Permen dari Paus Fransiskus untuk Bocah 6 Tahun Asal Indonesia Bernama Cia
Kisah Permen dari Paus Fransiskus untuk Bocah 6 Tahun Asal Indonesia Bernama Cia (Istimewa)

Akhirnya, Paus Fransiskus menyentuh Cia. Paus Fransiskus memandang tajam pada Cia yang bingung dengan situasi itu. Namun Cia tersenyum ketika Paus Fransiskus menyelipkan permen ke dalam genggaman tangannya.

Tidak lama persentuhan yang terjadi antara tangan Cia dan tangan Paus Fransiskus. Namun itu adalah sejarah hidup seorang manusia.

Anggota rombongan lain bersorak karena upaya bersalaman dengan Paus dengan penantian berjam-jam membuahkan hasil. Anugerah yang luar biasa. Bagi seorang anak, yang menanti dalam ketidakmengertiannya.

Perjuangan Cia cukup hebat dan luar biasa. Bersabar meski menunggu di tempat kurang lebih 5 jam hingga bisa bersalaman dengan Paus.

Harus menahan keinginan untuk pergi ke toilet, tidak ngemil, dan tidak istirahat duduk. Maklum, kesempatan sedikitpun terlewatkan, posisi bisa diambil oleh orang lain.

Sementara untuk menempati posisi berdiri yang strategis, harus berjuang. Semua peziarah ingin bersalaman dengan Paus Fransiskus.

“Mama.. permennya boleh dimakan tidak ? Cia pingin….,” tanya Cia kepada ibunya. Sambil tersenyum dan menggeleng ibunya mengatakan, “Nanti ya kalau sampai di Indonesia.“

Hadiah luar biasa. Permennya warna kuning jeruk bertuliskan Baratti & Milano, nama sebuah brand yang sangat terkenal di dunia.

Berawal dari nama sebuah café yang didirikan pada tahun 1858 di Turin, Italia, Baratti & Milano kemudian menjadi produsen coklat sendiri dan kemudian diikuti produksi berbagai jenis permen.

Dan... hingga kini permen jeli rasa aroma jeruk itu dari Paus Fransiskus itu tetap utuh sebagai kenang-kenangan yang tak ternilai.

Peristiwa luar biasa ini diharapkan menjadi warna indah dan sejarah tak terlupakan seiring dengan perjalanan hidup Cia selanjutnya. (rls)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved