Komisi A DPRD DIY Dorong Program Museum Hingga Tingkat Kampung

Anggota Komisi A DPRD DIY, Yuni Satia Rahayu mengatakan DIY memiliki dana keistimewaan yang bisa dialokasikan untuk membuat museum hingga tingkat

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Christi Mahatma Wardhani
Suasana Museum Negeri Nusa Tenggara Barat. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Komisi A DPRD DIY mendorong agar Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki museum lokal hingga tingkat kampung. Belajar dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusantara Tenggara Barat (NTB) yang tengah mengembangkan museum lokal di dssa-desa. 

Anggota Komisi A DPRD DIY, Yuni Satia Rahayu mengatakan DIY memiliki dana keistimewaan yang bisa dialokasikan untuk membuat museum hingga tingkat kampung.

“Karena kita punya dana keistimewaan. Artinya kalau setiap kampung itu memiliki museum paling tidak dana keistimewaan itu bisa langsung mengerucut ke kampung-kampung yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Nah kalau di sini (NTB) kan menggunakan dana desa,” katanya, Senin (03/06/2024). 

Baca juga: 6 Lurah di Kota Yogyakarta Sabet Penghargaan di Anugerah Paralegal Justice Award 2024

Menurut dia, museum lokal dapat disesuaikan dengan lokalitas masing-masing kampung. Apalagi di DIY memiliki desa preneur yang bisa dikolaborasikan. 

Ia menilai museum lokal juga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat. Sebab UMKM di wilayah bisa ikut terfasilitasi

“Kalau setiap desa itu kemudian memiliki ciri khas tertentu, misalnya ada batik yang dari mana satu kecamatan bisa dipamerkan. Sekaligus di situ bisa bertransaksi untuk UKM yang kemudian juga bisa memenuhi apa di museum tersebut. Jadi ada kerjasama dan kesinambungan antara budaya dan UKM yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta,” terangnya. 

Sementara itu, Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, Nur Alam menerangkan jumlah museum di NTB sangat terbatas. Hingga 2024 ini baru ada lima museum di NTB. Untuk itu, pemerintah menghadirkan program Kotaku Museumku, Kampungku Museumku. 

“Di NTB ada 10 kabupaten/kota dengan pulau terpisah. Karena museum ini hanya ada di dua kabupaten/kota, maka kami mendorong agar setiap kabupaten/kota memiliki museum. Dan Kampungku Museumku, untuk mendorong agar masing-masing desa memiliki museum desa,” terangnya.

Ia menyebut museum penting untuk mendukung belajar siswa. Apalagi dengan berkunjung ke museum, siswa bisa mempelajari dan melihat bentuk asli dari artefak atau benda peninggalan sejarah. 

“Kalau di NTB ini kan jaraknya jauh-jauh,ada yang harus menyeberang pulau juga. Kalau masing-masing kampung memiliki museum, maka siswa tidak perlu pergi jauh untuk belajar. Dan kami mendorong agar pembimbing bisa memberikan pembelajaran yang sesuai. Belajar matematika di museum bisa kok, kan di rumah adat ada bentuk segitiga, limas, dan lainnya,” lanjutnya. 

Kepala Balai Teknologi Informasi dan Data Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat, Agus Siswo Aji Utomo mengungkapkan pariwisata kini harus berbasis budaya. Saat ini, pihaknya tengah mendampingi 99 desa wisata di NTB. Tujuannya untuk menguatkan kebudayaan masing-masing daerah, agar bisa dipadukan dengan pariwisata.

“Karena kita tidak punya infrastruktur seperti daerah lain, sehingga yang bisa menjadi nilai lebih adalah kebudayaan. Untuk itu, pariwisata itu harus berbasis budaya,” ungkapnya. (maw)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved