Puluhan Buruh Taru Martani Gelar Unjuk Rasa di DPRD DIY, Sebut Dirut Galak dan Uang Lembur Dipangkas

Mereka menyuarakan tuntutannya di depan loby DPRD DIY dan berlanjut audiensi dengan Ketua Komisi D DPRD DIY dan Pj Sekda DIY, Aria Nugrahadi

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA
UNJUK RASA - Sejumlah buruh Taru Martani menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD DIY, Rabu (27/8/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Puluhan buruh PT Taru Martani menggelar aksi unjuk rasa di gedung DPRD DIY untuk menyampaikan sejumlah tuntutan.

Di antaranya uang lembur yang dipangkas hingga mengeluhkan tindakan Direktur Utama (Dirut) yang disebut galak.

Massa buruh didampingi Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIY mendatangi kantor dewan pada Rabu (27/8/2025)  sekitar pukul 12.00 WIB.

Mereka menyuarakan tuntutannya di depan loby DPRD DIY dan berlanjut audiensi dengan Ketua Komisi D DPRD DIY dan Pj Sekda DIY, Aria Nugrahadi.

Dalam audiensi itu juga hadir jajaran direksi PT Taru Martani serta beberapa OPD Pemda DIY. 

Audiensi berjalan kondusif dengan masing-masing pihak bergantian menyampaikan tuntutan dan tanggapan.

Ketua Serikat Pekerja PT Taru Martani, Suhariyanto, menjelaskan massa buruh membawa dua tuntutan utama yakni menuntut kenyamanan bekerja dan pemenuhan hak-hak karyawan.

“Menuntut kenyamanan dan hak-hak karyawan terpenuhi, kenyamanan dalam bekerja itu istilahnya karyawan tuh takut, kena mental gitu, dikit-dikit dibentak sama Pak Dirut,” jelasnya, kepada awak media.

Misalnya jika ada pekerjaan yang tidak benar, serta sesuatu yang tidak seharusnya lantas karyawan yang bersangkutan dibentak.

"Istilahnya kalau ada sesuatu nggak seharusnya dibentak itu udah dibentak. Keras, perintah atau apa itu keras,” imbuh Hari.

Akibat perlakuan itu, menurut Hari, para buruh banyak yang terganggu mentalnya akibat kerap dibentak-bentak Direktur Utama. 

Baca juga: Buruh di DIY Gelar Aksi di DPRD, Suarakan Enam Tuntutan Nasional

Dia mengeklaim, banyak buruh yang keluar akibat tak tahan dan merasa tertekan.

“Sampai hari ini sudah 12 orang (resign) sejak beliau menjabat. Ada di produksi, ada dari HRD,” terang Hari.

“Belum lama menjabat itu (Dirut) sudah kelihatan keras, banyak yang resign juga karena alasan tersebut, walaupun di alasan tertulis itu ndak berani langsung tapi mereka curhatnya ke serikat pekerja,” sambungnya.

Selain menuntut kenyamanan bekerja, Hari mengungkapkan buruh juga menuntut untuk perbaikan administrasi keuangan karena menyangkut hak-hak buruh.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved