Hingga April 2024, Tercatat Ada 71 Perempuan dan Anak di Sleman Jadi Korban Kekerasan 

Jika dibandingkan rata-rata per bulan, di tahun 2024 ini mengalami penurunan dibanding tahun 2023.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah Bumi Sembada terbilang tinggi.

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2KB) mencatat perempuan hingga anak yang menjadi korban kekerasan hingga bulan April di tahun 2024 ini mencapai 71 orang.

Jumlah tersebut yang dilaporkan dan ditangani. 

"Jumlah korban yang ditangani sampai dengan April 2024, total ada 71 orang," kata Kepala DP3AP2KB Sleman, Wildan Solichin, Jumat (31/5/2024). 

Jumlah tersebut dengan rincian pada bulan Januari 2024 ada 19 kasus yang terdiri dari korban perempuan dewasa 10 orang dan 9 anak-anak.

Pada bulan Februari 2024 tercatat juga ada 19 kasus, 7 dewasa dan 14 anak.

Baca juga: Polda DIY Tangani 72 Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Sejak Januari-Mei 2024 

Sebulan berikutnya, Maret 2024, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat menjadi 21 kasus. Terdiri dari 7 dewasa dan 14 anak.

"Bulan April kasus kekerasan sedikit menurun. Ada 11 kasus. Korban dewasa 9 orang dan 2 anak-anak," terang Wildan. 

Lebih lanjut, Mantan Panewu Berbah ini mengatakan, jika dibandingkan rata-rata per bulan, di tahun 2024 ini mengalami penurunan dibanding tahun 2023.

Hal ini dimungkinan karena masih awal tahun. Sebab peningkatan kasus biasanya mulai terjadi di pertengahan tahun hingga akhir tahun. 

Data yang diterima Tribun Jogja, untuk korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan dari petugas UPTD PPA di tahun 2023 mencapai 270 orang.

Terdiri dari kekerasan terhadap anak 146 orang (korban anak laki-laki 50 dan 96 anak perempuan).

Kemudian kekerasan terhadap perempuan ada 124. Bentuk kekerasan ini berupa psikis, fisik, penelantaran, ekploitasi, hingga kekerasan seksual. 

"Di tahun 2023, korban kekerasan tinggi karena banyak kasus komunal, yang jumlah korbannya lebih dari 2 orang," kata dia. (*)
 

--

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved