18 Tahun Gempa Jogja

Pameran Napak Tilas 18 Tahun Gempa Jogja Jadi Sarana DPAD DIY Edukasi Masyarakat

Memperingati gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta 2006 silam, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menggelar pameran bertajuk

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menggelar pameran bertajuk “Napak Tilas 18 Tahun Gempa Jogja 27 Mei 2006” untuk memperingati gempa Jogja sekaligus mengedukasi masyarakat di Gedung Depo Arsip DPAD DIY, Senin (27/05/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Memperingati gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta 2006 silam, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menggelar pameran bertajuk “Napak Tilas 18 Tahun Gempa Jogja 27 Mei 2006”.

Gempa berkekuatan 5.9 Skala Richter tersebut mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia. Tidak hanya merenggut nyawa, bangunan hingga jaringan listrik ikut rusak, dengan kerugian finansial mencapai Rp 29,1 triliun.

Kepala DPAD DIY, Kurniawan mengatakan pameran tersebut merupakan bagian dari edukasi kepada masyarakat.

Terlebih masyarakat DIY tinggal di daerah rawan gempa, sehingga perlu memahami mitigasi bencana tersebut.

Menurut dia, arsip sebagai serpihan-serpihan peristiwa dapat membantu mengembalikan ingatan dan merekonstruksi kejadian.

Sehingga, arsip merupakan memori yang menjaga pengetahuan, agar tidak hilang seiring keterbatasan ingatan manusia. 

Baca juga: PSIM Yogyakarta: Kenangan Eks Punggawa Laskar Mataram Kala Gempa Jogja 2006 Melanda

“Arsip-arsip terkait gempa bumi tahun 2006 yang dipamerkan ini merupakan sebagian kecil dari khasanah arsip gempa bumi, sebagai hasil rekaman informasi sekaligus bukti historis dari peristiwa yang pernah terjadi. Pameran ini adalah bagian dari upaya untuk mengambil pelajaran dan memitigasi. Meskipun gempa dan bencana lain tentu tidak pernah kita inginkan terjadi lagi,” katanya.

Sebagai lembaga kearsipan daerah, DPAD DIY tidak sekedar menyimpan arsip, namun juga mengelola dan mengolahnya dengan baik. Tujuannya agar khazanah arsip statis yang disimpan dapat dimanfaatkan oleh publik untuk berbagai keperluan. 

Selama ini, pengelolaan arsip telah dilakukan dengan efisien, efektif dan sistematis yang meliputi pengolahan, pelestarian, preservasi, pemanfaatan, dan akses layanan. 

“Dengan demikian, maka terjamin keselamatan arsip statis sebagai memori kolektif bangsa dan bahan pertanggungjawaban bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Arsip Statis DPAD DIY, Rakhmat Sutopo menjelaskan pameran kearsipan tersebut juga bertujuan untuk menyebarluaskan informasi kegempaan kepada masyarakat, dan meningkatkan akses publik terhadap khazanah arsip.

Dalam pameran tersebut, tim kerja pameran membuat konsep materi dalam tujuh kategori, yaitu informasi kegempaan, kerusakan, korban, pengungsian, bantuan, relawan dan Jogja Bangkit. Total arsip yang dicetak dan dipamerkan mencapai 33 unit.

“Selain itu pameran ini diselenggarakan dengan tujuan mengedukasi masyarakat agar memahami mitigasi bencana mengingat DIY merupakan wilayah rawan gempa,” jelasnya. 

Pameran arsip tersebut dirangkai dengan wisata arsip. Sehingga peserta tidak hanya menikmati pameran arsip,tetapi juga diajak berkunjung ke Desa Wisata Rumah Teletubbies Domes di Sleman dan titik pusat gempa di Imogiri. (maw)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved