Rektor UII Kenakan Keffiyeh saat Upacara Wisuda, Ingatkan Wisudawan tentang Perjuangan Palestina

Rektor UII mengenakan Keffiyeh, sementara sejumlah guru besar tampak mengenakan syal bergambar bendera Palestina.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Istimewa
Rektor UII, Prof Fathul Wahid, mengenakan keffiyeh, syal simbol perjuangan Palestina saat upacara wisuda, Sabtu (25/5/2024) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Wisuda Doktor, Magister, Sarjana dan Diploma Periode V Tahun Akademik (TA) 2023/2024 pada Sabtu dan Minggu (25-26/5/2024).

Rektor UII, Prof Fathul Wahid menyebut, UII melepas 676 alumni dengan rincian, tiga doktor, 91 magister, 581 sarjana dan satu ahli madya.

“Sejak berdirinya, sampai hari ini, UII sudah meluluskan 126.059 alumni,” kata dia, Sabtu (25/5/2024).

Ada momen unik ketika upacara wisuda itu.

Rektor UII mengenakan Keffiyeh, sementara sejumlah guru besar tampak mengenakan syal bergambar bendera Palestina.

Para wisudawan juga mengibarkan bendera Palestina berukuran kecil.

Sebagai informasi, Keffiyeh adalah syal yang identik dengan perjuangan rakyat Palestina.

Syal itu adalah simbol, tanda perlawanan, kegigihan, dan kesatuan.

Keffiyeh menjadi bagian dari identitas Palestina karena keterikatan sejarah akan perjuangan negaranya. 

Baca juga: UII Luncurkan Pusat Studi Agama dan Demokrasi, Upaya Rawat Agenda Reformasi


Emborideri-nya menggambarkan jaring ikan, ombak laut, dan bahkan daun zaitun yang semuanya menggambarkan beragam aspek dari identitas Palestina.

Selain memberikan wejangan kepada para wisudawan, Fathul juga mengingatkan untuk tetap berempati kepada Palestina.

Ia membeberkan data terkini terkait genosida yang terjadi di Palestina oleh Israel.

“Menurut data dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Palestina sudah mencapai lebih dari 35.000, sedangkan lebih dari 79.000 lainnya mengalami luka-luka,” jelasnya.

Dia melanjutkan, lebih dari 70.000 rumah rusak, dan sekitar 1,7 juta jiwa kehilangan tempat tinggal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved